ANTARAJAWABARAT.com, 7/9 - Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" sempat berkumandang dalam laga "Homeless World Cup 2011" di Champ de Mars, Paris, Prancis, tepat di bawah ikon kota tersebut, Menara Eiffel.

"Sampai sekarang kalau saya nonton video rekamannya, saya masih merinding," kata seorang pemain dari Tim Indonesia yang diwakilkan Rumah Cemara, Tri Eklas Tesa Sampurno, di Bandung, Selasa.

Selain Indonesia Raya, lagu Garuda di Dadaku milik band Netral juga sempat dikumandangkan ketika seluruh tim konvoi pada pembukaan kompetisi tersebut.

Dengan bangga dan lantang mereka menyanyikan lagu "Indonesia Raya" pada hari pertama pertandingan.

Tri mengaku, dia dan rekan-rekannya sempat menitikan air mata ketika menyanyikan lagu kebangsaan tersebut. "Tidak pernah menyangka bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya di negeri orang," katanya.

Kesempatan itu, kata Tri, merupakan kesempatan langka dan berharga,"kapan lagi coba nyanyi Indonesia Raya tepat di bawah Menara Eiffel," lanjutnya.

Arena tempat mereka berlaga, yakni Champ de Mars, memang lokasinya tepat di bawah ikon kota Paris tersebut.

Champ de Mars merupakan ruang terbuka hijau yang terletak di dalam komplek 'Eiffel Tower'. Khusus untuk gelaran Homeless World Cup 2011, ruang terbuka hijau ini disulap menjadi arena kompetisi seluas 20 x 10 meter.

"Jadi kami bertanding dan berjuang dengan latarbelakang menara Eiffel. Wah, indah sekalilah pokoknya," kata Tri.

Selama 10 hari berada di Paris, Tri mengaku tidak menemukan kendala budaya yang berarti.

"Masalah cuaca gak masalah. Hanya saja masalah makanan ya, susah banget menemukan nasi. Mana kalau orang Sunda mah kan belum makan ya kalau belum nemuin nasi," kata Tri sambil tertawa.

Meski demikian, Tri dan rekan-rekannya tetap menikmati pengalaman tersebut. Bertepatan dengan bulan puasa, Tri dan tiga teman lainnya memang tidak bisa berpuasa, "karena saya harus minum obat setiap 12 jam sekali jadi saya gak bisa puasa," kata Tri, yang merupakan satu dari tiga pemain yang menderita HIV/AIDS.

Selain itu, lanjut Tri, ada pengalaman yang paling istimewa, yaitu merasakan lebaran di luar negeri.

"Karena kami baru dapat tiket pulang tanggal 31 Agustus, jadi kami harus merayakan lebaran di KBRI," katanya.

Dia dan seluruh pemain tim Indonesia diundang untuk merayakan lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis.

"Duta besarnya baik sekali, sangat mendukung kami. Setiap pertandingan kami, beliau selalu datang dan menonton," tutur Tri.

Meski tidak merasakan lebaran bersama keluarga, kata Tri, yang terpenting dia tetap bisa menjalankan shalat Id dan bersilaturahim dengan orang-orang Indonesia yang ada di Prancis.

Bagi Tri, bisa merasakan berlebaran di luar negeri merupakan suatu pengalaman tersendiri. "Ada perasaan sedih karena ingat keluarga, tapi juga ada perasaan senang bisa ngerasain pengalaman ini," tuturnya.


-achie-

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011