Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah, seiring rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 yang menunjukkan perlambatan.
IHSG melemah 4,66 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.581,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,2 poin atau 0,02 persen ke posisi 947,97
"Indeks Harga Saham Gabungan mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini (5/11) di mana regional Asia juga bergerak mixed cenderung melemah hingga sore ini," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Sentimen regional berasal dari pasar saham Hong Kong dan China yang mencatatkan pelemahan ditekan oleh emiten properti. Selain itu, Jepang dihadapkan dengan potensi perlambatan ekonomi pada kuartal III tahun ini akibat turunnya konsumsi masyarakat.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 yang tumbuh melambat menjadi 3,51 persen (yoy) atau 1,55 persen (mom).
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada periode tersebut menjadi penyebab melambatnya ekonomi. Realisasi tersebut lebih rendah dari perkiraan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang memproyeksikan PDB tumbuh 4,5 - 5 persen. Sedangkan penopang kinerja ekonomi datang dari segmen ekspor yang tumbuh 22,23 persen.
Selain itu Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia per Oktober turun 1,4 miliar dolar AS menjadi 145,5 miliar dolar AS akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di zona merah hingga sesi pertama perdagangan saham berakhir. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam yaitu 1,02 persen, diikuti sektor properti & real estat dan transportasi & logistik masing-masing 1,01 persen dan 0,42 persen.
Sedangkan tiga sektor meningkat dengan sektor teknologi dan sektor infrastruktur naik paling tinggi yaitu masing-masing 0,36 persen, diikuti sektor kesehatan 0,4 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp1,1 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.146.683 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,19 miliar lembar saham senilai Rp12,33 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 301 saham menurun, dan 164 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 182,8 poin atau 0,61 persen ke 29.611,57, Indeks Hang Seng turun 354,68 poin atau 1,41 persen ke 24.870,51, dan Indeks Straits Times meningkat 22,67 atau 0,7 persen ke 3.242,36.
Baca juga: IHSG BEI menguat seiring rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III
Baca juga: IHSG BEI Jumat dibuka menguat 14,28 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup naik ikuti penguatan bursa regional dan global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG melemah 4,66 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.581,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,2 poin atau 0,02 persen ke posisi 947,97
"Indeks Harga Saham Gabungan mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini (5/11) di mana regional Asia juga bergerak mixed cenderung melemah hingga sore ini," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Sentimen regional berasal dari pasar saham Hong Kong dan China yang mencatatkan pelemahan ditekan oleh emiten properti. Selain itu, Jepang dihadapkan dengan potensi perlambatan ekonomi pada kuartal III tahun ini akibat turunnya konsumsi masyarakat.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 yang tumbuh melambat menjadi 3,51 persen (yoy) atau 1,55 persen (mom).
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada periode tersebut menjadi penyebab melambatnya ekonomi. Realisasi tersebut lebih rendah dari perkiraan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang memproyeksikan PDB tumbuh 4,5 - 5 persen. Sedangkan penopang kinerja ekonomi datang dari segmen ekspor yang tumbuh 22,23 persen.
Selain itu Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia per Oktober turun 1,4 miliar dolar AS menjadi 145,5 miliar dolar AS akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Dibuka menguat, IHSG tak lama melemah dan terus berada di zona merah hingga sesi pertama perdagangan saham berakhir. Pada sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam yaitu 1,02 persen, diikuti sektor properti & real estat dan transportasi & logistik masing-masing 1,01 persen dan 0,42 persen.
Sedangkan tiga sektor meningkat dengan sektor teknologi dan sektor infrastruktur naik paling tinggi yaitu masing-masing 0,36 persen, diikuti sektor kesehatan 0,4 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp1,1 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.146.683 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,19 miliar lembar saham senilai Rp12,33 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 301 saham menurun, dan 164 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 182,8 poin atau 0,61 persen ke 29.611,57, Indeks Hang Seng turun 354,68 poin atau 1,41 persen ke 24.870,51, dan Indeks Straits Times meningkat 22,67 atau 0,7 persen ke 3.242,36.
Baca juga: IHSG BEI menguat seiring rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III
Baca juga: IHSG BEI Jumat dibuka menguat 14,28 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup naik ikuti penguatan bursa regional dan global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021