ANTARAJAWABARAT.com, 4/8 - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Bandung meminta agar Pemerintah Pusat untuk lebih jeli dan tegas dalam menyikapi permasalahan di Papua dan jangan sampai terjadi referendum di Bumi Cenderawasih tersebut.
"Kami meminta agar pemerintah tegas dan jeli dalam menyikapi permasalahan di Papua dan jangan sampai ada referendum," kata mahasiswa Papua yang tergabung dalam GMNI Kota Bandung Paul Mayor, saat menggelar aksi unjuk rasa bersama rekan-rekannya di depan pintu masuk Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Kamis.
Paul juga meminta agar tidak ada tindakan militerisme di kota kelahirannya tersebut.
"Kami juga mendesak agar di Tanah Papua jangan ada unsur militerisme," ujar Paul.
Ia bersama rekan-rekannya di GMNI Kota Bandung berharap tidak ada lagi wilayah Indonesia yang terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jangan sampai ada referendum, kita tidak mau Ibu Pertiwi Indonesia ini termutilasi lagi seperti Timor Leste yang sudah memisahkan diri dari Indonesia," kata Paul.
Menurutnya, selama ini masyarakat di Tanah Papua merasa dianak tirikan oleh pemerintah dan telah terjadi kesenjangan jika dibandingkan dengan masyarakat di pulau lainnya.
"Di Tanah Papua telah terjadi kesenjangan. Masyarakat di sana seoleh dianak tirikan oleh pemerintah. Kesengajan telah terjadi, sebagai contohnya akses pendidikan dan infrastruktur di Papua tidak sebaik di Pulau Jawa atau pulau lainnya," katanya.
Meskipun ditengah terik matahari dan sedang berpuasa para mahasiswa tampak bersemangat saat berunjuk rasa, mereka tak henti-hentinya meneriakan yel-yel penyemat bernuansa nasionalisme.

Selain itu, dalam aksinya, belasan mahasiswa GMNI Kota Bandung membawa beberapa spanduk bertuliskan semangat nasionalisme seperti "Papua Saudara Kita" "NKRI Harga Mati di Papua" dan "Tolak Intervensi Asing di Tanah Papua".***1***
(U.KR-ASJ/B/Y003/C/Y008)

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011