Pemerintah Rusia melaporkan sejumlah infeksi COVID-19 varian baru yang diyakini lebih menular dari varian Delta, demikian dilaporkan Kantor Berita RIA pada Kamis.
Ada kemungkinan bahwa varian AY42 akan menyebar luas, demikian RIA mengutip peneliti senior dari pengawas konsumen negara Kamil Khafizov.
Varian itu dapat menyebabkan tingkat infeksi baru COVID-19, yang sudah mencapai rekor tertinggi di Rusia, melesat lebih tinggi.
Varian baru bahkan pada akhirnya mampu menggantikan varian Delta, meski prosesnya cenderung lama, katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini menyetujui usulan untuk menutup tempat kerja selama sepekan mulai awal November setelah kematian COVID-19 harian di negara itu mencapai rekor baru 1.028 kematian sehari pada Rabu, dengan 34.073 infeksi baru.
Baca juga: Varian R.1 masih dalam pemantauan WHO
Baca juga: Efikasi vaksin Zifivax terhadap varian Delta capai 77,47 persen, kata BPOM
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ada kemungkinan bahwa varian AY42 akan menyebar luas, demikian RIA mengutip peneliti senior dari pengawas konsumen negara Kamil Khafizov.
Varian itu dapat menyebabkan tingkat infeksi baru COVID-19, yang sudah mencapai rekor tertinggi di Rusia, melesat lebih tinggi.
Varian baru bahkan pada akhirnya mampu menggantikan varian Delta, meski prosesnya cenderung lama, katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini menyetujui usulan untuk menutup tempat kerja selama sepekan mulai awal November setelah kematian COVID-19 harian di negara itu mencapai rekor baru 1.028 kematian sehari pada Rabu, dengan 34.073 infeksi baru.
Baca juga: Varian R.1 masih dalam pemantauan WHO
Baca juga: Efikasi vaksin Zifivax terhadap varian Delta capai 77,47 persen, kata BPOM
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021