ANTARAJAWABARAT, 31/5 - Bobotoh Persib Bandung yang tergabung dalam Viking Kampus meminta pengurus PSSI dan tokoh sepak bola nasional tidak menjadikan Kongres PSSI sebagai ajang berebut "kursi".
Dalam aksi yang digelar di depan Sekretariat Pengda PSSI Jawa Barat Jalan Lodaya Kota Bandung, Selasa, Bobotoh mendesak agar pihak terkait mengakhiri politisasi di PSSI dan mengembalikan PSSI ke dalam fungsi dan perannya sebagai pembina olahraga sepak bola.
"Hentikan politisasi Kongres PSSI, bikin prestasi dan jangan jadikan ajang berebut kursi," kata Koordinator Lapangan Aksi Viking Kampus, Bayu Rahadian dalam orasinya.
Dalam aksi yang diikuti sekitar 20 bobotoh berseragam biru-biru itu, mereka mendesak agar seluruh yang terlibat dalam Kongres untuk menurunkan ego masing-masing dan lebih mengutamakan kepentingan nasional, yakni pembinaan sepak bola.
Mereka mengkritisi pengurus PSSI dan peserta Kongres yang bertindak "kekanak-kanakan" dengan mempertahankan ego dan kepentingan masing-masing sehingga Kongres PSSI yang diharapkan menjadi jalan keluar beberapa waktu lalu, akhirnya menemui kebuntuan.
Para pengunjuk rasa mengajukan lima tuntutan kepada Pengda PSSI Jabar untuk bersikap netral, mengutamakan kepentingan nasional, perbaikan perangkat pertandingan, segera gelar Kongres serta melenyapkan politisasi di tubuh PSSI.
"Seluruh pemangku kepentingan, pemilik suara PSSI untuk segera menggelar kembali Kongres PSSI untuk menyelamatkan sepak bola nasional, tempatkan kepentingan yang lebih besar sebagai prioritas," kata Bayu.
Namun keinginan massa untuk bertemu dengan Ketua Pengda PSSI Jabar dan pengurus PSSI lainnya gagal karena Sekretariat Pengda PSSI Jabar dalam kondisi kosong, tidak ada satupun pengurus di sana.
Karena kecewa, para pengunjuk rasa akhirnya menyegel empat pintu masuk ke Sekretariat Pengda PSSI Jabar dengan menggunakan kertas putih bertuliskan tuntutan kepada PSSI Jawa Barat.
"Kami berharap bisa beraudiensi dengan Ketua Pengda PSSI Jabar, namun tidak ada satupun pengurus yang ngantor," kata Koordinator Aksi Viking Kampus itu menambahkan.
(syarif)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Dalam aksi yang digelar di depan Sekretariat Pengda PSSI Jawa Barat Jalan Lodaya Kota Bandung, Selasa, Bobotoh mendesak agar pihak terkait mengakhiri politisasi di PSSI dan mengembalikan PSSI ke dalam fungsi dan perannya sebagai pembina olahraga sepak bola.
"Hentikan politisasi Kongres PSSI, bikin prestasi dan jangan jadikan ajang berebut kursi," kata Koordinator Lapangan Aksi Viking Kampus, Bayu Rahadian dalam orasinya.
Dalam aksi yang diikuti sekitar 20 bobotoh berseragam biru-biru itu, mereka mendesak agar seluruh yang terlibat dalam Kongres untuk menurunkan ego masing-masing dan lebih mengutamakan kepentingan nasional, yakni pembinaan sepak bola.
Mereka mengkritisi pengurus PSSI dan peserta Kongres yang bertindak "kekanak-kanakan" dengan mempertahankan ego dan kepentingan masing-masing sehingga Kongres PSSI yang diharapkan menjadi jalan keluar beberapa waktu lalu, akhirnya menemui kebuntuan.
Para pengunjuk rasa mengajukan lima tuntutan kepada Pengda PSSI Jabar untuk bersikap netral, mengutamakan kepentingan nasional, perbaikan perangkat pertandingan, segera gelar Kongres serta melenyapkan politisasi di tubuh PSSI.
"Seluruh pemangku kepentingan, pemilik suara PSSI untuk segera menggelar kembali Kongres PSSI untuk menyelamatkan sepak bola nasional, tempatkan kepentingan yang lebih besar sebagai prioritas," kata Bayu.
Namun keinginan massa untuk bertemu dengan Ketua Pengda PSSI Jabar dan pengurus PSSI lainnya gagal karena Sekretariat Pengda PSSI Jabar dalam kondisi kosong, tidak ada satupun pengurus di sana.
Karena kecewa, para pengunjuk rasa akhirnya menyegel empat pintu masuk ke Sekretariat Pengda PSSI Jabar dengan menggunakan kertas putih bertuliskan tuntutan kepada PSSI Jawa Barat.
"Kami berharap bisa beraudiensi dengan Ketua Pengda PSSI Jabar, namun tidak ada satupun pengurus yang ngantor," kata Koordinator Aksi Viking Kampus itu menambahkan.
(syarif)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011