Jawa Barat memastikan merengkuh dua medali emas dari dari kategori Beregu Terbuka dan Perorangan Terbuka nomor catur kilat PON XX Papua setelah menyelesaikan sembilan babak di Hotel Swiss Bell, Kabupaten Merauke, Selasa.
Di kategori beregu putra, dari 9 babak tidak pernah terkalahkan dan mengumpulkan total poin 18, unggul 2 poin dari DKI Jakarta yang harus puas dengan medali perak dengan meraup 16 poin. Medali perak menjadi milik regu Jawa Timur dengan nilai 14.
Kemenangan regu Jabar, tidak terlepas dari kegemilangan IM M. Lutfi Ali dan IM Farid Firmanshah. Lufti yang turun di papan kedua menorehkan hasil sempurna dengan menyapu sembilan kemenangan, sedangkan Farid membukukan delapan kemenangan dan sekali remis. Adapun GM Susanto Megaranto yang turun di papan satu hanya menyumbang 7,5 poin dan IM Anjas Novita di papan empat menyumbang 6,0 poin.
Di kategori perorangan terbuka, pecatur Jabar FM Arif Abdul Hafiz meraih medali emas dengan membukukan total 8,0 poin. Ia mengungguli pecatur nasional IM Yoseph Theolifus Taher yang kali ini memperkuat Kontingen Papua.
Taher yang sebelumnya difavoritkan menjadi juara hanya mengumpulkan 6,5 poin sama dengan yang diperoleh pecatur non gelar asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Kahfi Maulana. Namun Taher berhak dengan medali perak karena unggul 25,00 - 22,75 dari Kahfi dalam TieBreak 3.
Cabang olahraga catur PON Papua secara keseluruhan diikuti sebanyak 100 atlet dari 23 kontingen atau provinsi peserta yang akan memperebutkan 15 medali emas dari 3 nomor pertandingan yakni catur klasik, catur cepat, dan catur kilat.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara cabang olahraga catur PON XX Papua, Sonny Ronal Ropa, penyelenggaraan pertandingan catur pada masa pandemi COVID-19 mengikuti standar pelaksanaan Olimpiade dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
"Agak berbeda pertandingan ini dengan kemarin-kemarin. Kita memakai standar Olimpiade. Bertanding di masa pandemi COVID-19 memang agak ketat masuk ke ruangan. Pertama dari Satgas COVID-19 memeriksa seluruh kontingen atlet dan wasit wajib tes antigen," ujar Sonny.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Di kategori beregu putra, dari 9 babak tidak pernah terkalahkan dan mengumpulkan total poin 18, unggul 2 poin dari DKI Jakarta yang harus puas dengan medali perak dengan meraup 16 poin. Medali perak menjadi milik regu Jawa Timur dengan nilai 14.
Kemenangan regu Jabar, tidak terlepas dari kegemilangan IM M. Lutfi Ali dan IM Farid Firmanshah. Lufti yang turun di papan kedua menorehkan hasil sempurna dengan menyapu sembilan kemenangan, sedangkan Farid membukukan delapan kemenangan dan sekali remis. Adapun GM Susanto Megaranto yang turun di papan satu hanya menyumbang 7,5 poin dan IM Anjas Novita di papan empat menyumbang 6,0 poin.
Di kategori perorangan terbuka, pecatur Jabar FM Arif Abdul Hafiz meraih medali emas dengan membukukan total 8,0 poin. Ia mengungguli pecatur nasional IM Yoseph Theolifus Taher yang kali ini memperkuat Kontingen Papua.
Taher yang sebelumnya difavoritkan menjadi juara hanya mengumpulkan 6,5 poin sama dengan yang diperoleh pecatur non gelar asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Kahfi Maulana. Namun Taher berhak dengan medali perak karena unggul 25,00 - 22,75 dari Kahfi dalam TieBreak 3.
Cabang olahraga catur PON Papua secara keseluruhan diikuti sebanyak 100 atlet dari 23 kontingen atau provinsi peserta yang akan memperebutkan 15 medali emas dari 3 nomor pertandingan yakni catur klasik, catur cepat, dan catur kilat.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara cabang olahraga catur PON XX Papua, Sonny Ronal Ropa, penyelenggaraan pertandingan catur pada masa pandemi COVID-19 mengikuti standar pelaksanaan Olimpiade dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
"Agak berbeda pertandingan ini dengan kemarin-kemarin. Kita memakai standar Olimpiade. Bertanding di masa pandemi COVID-19 memang agak ketat masuk ke ruangan. Pertama dari Satgas COVID-19 memeriksa seluruh kontingen atlet dan wasit wajib tes antigen," ujar Sonny.
Baca juga: Jawa Barat geser tuan rumah di klasemen perolehan medali
Baca juga: Sosok - Emas Krisna Septiana dan harapan dayung Indonesia
Baca juga: Sosok - Emas Krisna Septiana dan harapan dayung Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021