Nelayan di pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, mulai melaut meski hasil tangkapan hanya cukup untuk membeli beberapa kilogram beras, sebagian kecil berangkat melaut menjelang tengah malam dengan hasil tangkapan 50 kilogram ikan jenis layur.

Ketua Kelompok Nelayan Jayanti, Agus saat dihubungi Rabu, mengatakan meski gelombang masih tinggi, namun menjelang tengah malam cuaca sedikit aman, sehingga sebagian kecil nelayan yang tidak memiliki keahlian lain, memaksakan diri untuk melaut.

"Hanya sebagian kecil, sekitar 40 sampai 50 orang yang berangkat melaut menjelang tengah malam, dimana angin tidak lagi kencang dan gelombang sedikit aman. Sebagian besar tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan lain, namun tetap waspada saat melaut, " katanya.

Penghasilan nelayan sekali melaut, hanya cukup untuk membeli beras kebutuhan rumah tangga selama beberapa hari, karena penghasilan mereka sekali melaut berkisar antara Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, tergantung ikan yang mereka dapatkan mulai dari 20 kilogram sampai 50 kilogram jenis layur. "Kalau sampai 50 kilogram bisa bawa uang Rp100 ribu, kalau dibawah itu, hanya Rp50 ribu setelah dipotong operasional, " kata Agus.

Selama cuaca ekstrem dan paceklik ikan, sekitar 600 orang nelayan berhenti melaut karena ketinggian gelombang mencapai 15 meter menjelang siang dan sore menjelang. Sehingga banyak nelayan yang beralih profesi menjadi kuli serabutan hingga sopir tembak, untuk membiayai kebutuhan rumah tangga karena selama ini, mereka tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah.

"Untuk bertahan hidup, nelayan pantai selatan yang tidak memiliki keahlian lain, hanya mengandalkan berhutang kesana sini, asal dapur ngebul. Sedangkan yang punya keahlian lain, bekerja keluar kota atau jadi kuli tani. Kalau harapan kami, dapat bantuan beras dari pemerintah sudah cukup, " katanya.

Sementara Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syachrudin, mengatakan akan segera menindak lanjuti keluhan nelayan di pantai selatan, dengan melibatkan dinas terkait untuk memberikan pelatihan dan pembinaan bagi nelayan dan keluarga dalam berbagai bidang termasuk budidaya ikan, sehingga saat cuaca ekstrem dan musim paceklik mereka tetap memiliki penghasilan.

"Tidak hanya nelayannya, kita juga akan memberikan berbagai pembinaan bagi istri dan anak nelayan, sehingga mereka memiliki keahlian lain termasuk dalam mengolah ikan serta pemasaran secara digital. Saat paceklik nelayan dan keluarganya tetap bisa berkarya menghasilkan uang, " katanya.

Baca juga: Ratusan unit rumah di Cianjur terdampak pergerakan tanah

Baca juga: Warga Cianjur diimbau siaga dan waspada bencana


Baca juga: Spektrum - Penerapan ganjil genap jalur Puncak awal pemulihan perekonomian

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021