Jakarta, 4/5 (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI, Fayakhun Andriadi, mengatakan, sudah saatnya negara-negara ASEAN mengakhiri sikap "saling gigit" di kawasan perbatasan antarnegara di Asia Tenggara.

"Bagaimana kita mau memperkuat eksistensi ASEAN sebagai perhimpunan negara-negara beradab, bermartabat dan bersahabat, jika kita masih saling 'menggigit' didorong nafsu serakah ekspansionisme kawasan," tandasnya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan itu kepada ANTARA, sehubungan pelaksanaan KTT ASEAN, 7-8 Mei di Jakarta.

"Menyambut KTT ASEAN, Indonesia yang mendapat giliran sebagai tuan rumah dan sekaligus Ketua ASEAN periode sekarang, harus bisa menegaskan pendiriannya, agar jangan lagi ada nafsu serakah saling menjegal di kawasan perbatasan," tegasnya.

Menurut Fayakhun, upaya mengikis perilaku serakah dan saling "gigit", harus mulai dicanangkan di forum ini.

"Berapa saja korban manusia yang terjadi kini saat konflik perbatasan Thailand-Kamboja. Lalu, apakah nanti situasi panas ini bisa dijamin tak terjadi berkepanjangan, baik antarkeduanya, atau antarnegara di ASEAN lainnya," kata anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah luar negeri, pertahanan, intelijen, komunikasi dan informatika itu.

Fayakhun Andriadi lalu menunjuk potensi konflik (dalam berbagai skala) yang sewaktu-waktu terjadi juga antara RI-Malaysia, Filipina-Malaysia, RI-Singapura, bahkan RI-Vietnam di kawasan Natuna.

"Makanya, segeralah dituntaskan segala masalahnya. Karena sentimen yang dipicu akibat konflik perbatasan, tergolong sangat sensitif membangkitkan amarah rakyat," ujar politisi muda Partai Golkar yang tengah menuntaskan studi doktor ilmu politik di Universitas Indonesia ini.

Ia mengharapkan RI dapat memainkan peran penting dalam mengelola isu ini.

"Kewibawaan kita sebagai negara terbesar di ASEAN, apalagi dengan posisi keketuaannya, kiranya meningkatkan posisi tawar kita mengegolkan banyak hal demi kepentingan nasional dan kebersamaan di kawasan ini," katanya.

Ia juga mendesak Pemerintah segera mempercepat proses pengundangan kawasan perbatasan, sehingga para tetangga tidak asal mengklaim wilayah laut, pulau atau daratan milik kita.

"Beranilah sedikit dan tegaslah senantiasa, sehingga kita tak terus-menerus dianggap pecundang," pungkas Fayakhun Andriadi.

***2***
(M036/B/A041)
(T.M036/B/A041/A041) 04-05-2011 10:31:46

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011