Harga minyak naik untuk hari kelima berturut-turut di perdagangan Asia pada Senin pagi, dengan Brent menuju level 80 dolar AS per barel di tengah kekhawatiran tentang pasokan, karena sebagian dunia melihat permintaan meningkat dengan meredanya kondisi pandemi.
Minyak mentah Brent terangkat 1,14 dolar AS atau 1,5 persen menjadi diperdagangkan di 79,23 dolar AS per barel pada pukul 02.08 GMT, setelah naik untuk minggu ketiga berturut-turut hingga Jumat (24/9/2021). Harga minyak AS naik 1,11 dolar AS atau 1,5 persen menjadi pada 75,09 dolar AS per barel, tertinggi sejak Juli, setelah naik untuk minggu kelima berturut-turut pekan lalu.
“Pengetatan pasokan terus menarik persediaan di semua wilayah,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Kenaikan harga gas juga mendorong minyak lebih tinggi karena harga minyak menjadi relatif lebih murah untuk pembangkit listrik, kata analis ANZ dalam catatannya.
Terperangkap oleh rebound permintaan, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, mengalami kesulitan meningkatkan produksi karena kurangnya investasi atau penundaan pemeliharaan akibat pandemi.
Penjualan publik pertama China atas cadangan minyak negara itu hampir tidak berpengaruh untuk membatasi kenaikan saat PetroChina dan Hengli Petrochemical membeli empat kargo dengan total sekitar 4,43 juta barel.
Impor minyak India mencapai puncaknya dalam tiga bulan pada Agustus, rebound dari posisi terendah hampir satu tahun yang dicapai pada Juli, karena penyulingan-penyulingan di importir minyak mentah terbesar kedua itu menimbun untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi.
Baca juga: Harga minyak naik ke level tertinggi hampir 3 tahun karena pasokan mengetat
Baca juga: Harga minyak naik sentuh tertinggi 2 bulan di tengah kekhawatiran pasokan
Baca juga: Harga minyak melonjak karena stok AS turun, permintaan meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Minyak mentah Brent terangkat 1,14 dolar AS atau 1,5 persen menjadi diperdagangkan di 79,23 dolar AS per barel pada pukul 02.08 GMT, setelah naik untuk minggu ketiga berturut-turut hingga Jumat (24/9/2021). Harga minyak AS naik 1,11 dolar AS atau 1,5 persen menjadi pada 75,09 dolar AS per barel, tertinggi sejak Juli, setelah naik untuk minggu kelima berturut-turut pekan lalu.
“Pengetatan pasokan terus menarik persediaan di semua wilayah,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Kenaikan harga gas juga mendorong minyak lebih tinggi karena harga minyak menjadi relatif lebih murah untuk pembangkit listrik, kata analis ANZ dalam catatannya.
Terperangkap oleh rebound permintaan, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, mengalami kesulitan meningkatkan produksi karena kurangnya investasi atau penundaan pemeliharaan akibat pandemi.
Penjualan publik pertama China atas cadangan minyak negara itu hampir tidak berpengaruh untuk membatasi kenaikan saat PetroChina dan Hengli Petrochemical membeli empat kargo dengan total sekitar 4,43 juta barel.
Impor minyak India mencapai puncaknya dalam tiga bulan pada Agustus, rebound dari posisi terendah hampir satu tahun yang dicapai pada Juli, karena penyulingan-penyulingan di importir minyak mentah terbesar kedua itu menimbun untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi.
Baca juga: Harga minyak naik ke level tertinggi hampir 3 tahun karena pasokan mengetat
Baca juga: Harga minyak naik sentuh tertinggi 2 bulan di tengah kekhawatiran pasokan
Baca juga: Harga minyak melonjak karena stok AS turun, permintaan meningkat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021