Beberapa peneliti AS telah mengidentifikasi 11 gen yang digunakan oleh parasit malaria untuk mempertahankan diri terhadap obat standar, temuan yang dapat memperpanjang kehidupan obat saat ini atau membantu menemukan obat yang lebih baik.

Satu tim dari Harvard University dan Broad Institute di Boston menggunakan teknologi canggih pemburu-gen untuk mencari kode genetika parasit malaria, Plasmodium falciparum.

Mereka menemukan 10 gen yang tak ditemukan sebelumnya yang membantu parasit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut dengan cepat mengembangkan sistem kekebalan terhadap obat malaria dan mengkonfirmasi peran sistem lain.

Penambahan satu salinan dari salah satu gen itu, PF10_0355, ke parasit yang masih rentan terhadap obat malaria membuatnya jadi lebih kebal terhadap tiga obat standar.

"Identifikasi mutasi yang berkaitan dengan kekebalan obat membantu kami memahami bagaimana parasit tersebut menghindari dampak obat," kata Sarah Volkman dari Harvard. Ia membantu menulis paper yang diterbitkan Kamis (21/4) di jurnal Public Library of Science, PLoS Genetics, yang dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad.

"Segera setelah kami memahami proses yang digunakan oleh parasit untuk menghindari dampak obat anti-malaria, para ilmuwan dapat mengembangkan obat baru yang memangkas semua strategi yang dilakukan oleh parasit malaria yang kebal obat," kata Volkman di dalam satu pernyataan.

Para ilmuwan meningkatkan penelitian untuk memanipulasi gen sebagai salah satu cara mengendalikan penyebaran malaria, yang menyerang lebih dari 240 juta orang setiap tahun dan menewaskan sebanyak 850.000 orang setiap tahun --banyak di antara mereka anak-anak di Afrika.

Para peneliti pada Rabu (20/4) mengatakan mereka telah menemukan cara untuk secara genetika memanipulasi sangat banyak populasi nyamuk yang akhirnya dapat secara dramatis mengurangi penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Mengurangi jumlah kematian akibat malaria adalah tantangan besar sebab bakat parasit itu, yang dengan cepat mengembangkan kekebalan terhadap banyak obat.

Untuk memahami bagaimana mereka melakukan itu, beberapa tim di Harvard dan Broad menganalisis kode genetika 57 parasit dari tiga benua. Mereka juga mengukur reaksi parasit itu terhadap 13 obat anti-malaria.

Para ilmuwan tersebut secara khusus mencari daerah genom yang berkembang dengan cepat, mencari varian yang berkaitan dengan kekebalan terhadap obat. Mereka menemukan 11 gen.

Percobaan pada salah satu gen itu --PF10_0355-- memperlihatkan penambahan salinan gen dari satu parasit yang kebal obat ke parasit yang masih sensitif terhadap obat membuat parasit yang sesitif jadi lebih kebal terhadap obat.

Itu menunjukkan gen tersebut memainkan peran dalam membuat parasit itu kebal-obat, kata Daria Van Tyne, salah seorang penulis studi tersebut.

Tim itu menyatakan studi tersebut mungkin membantu memperpanjang usia obat ada dan akan membantu pula dalam mencari obat baru yang lebih efektif untuk mengalahkan pertahanan genetika parasit malaria.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011