Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil akan mengevaluasi dan menggenjot kuantitas dari Program Petani Milenial dan menargetkan pada Februari 2022 harus ada lebih dari 1.000 orang petani milenial yang berhasil.
"Harus ada upaya untuk mensukseskan jumlah itu. Butuh kuantitas yang banyak. Harus di 10 kali lipat kan diperbanyak petani milenial ini. Harus mendaftarkan anak-anak ini ke koperasi agar kasih kreditnya gampang," kata Ridwan Kamil pada acara Peluncuran Program Petani Milenial Kehutanan Lebah Madu secara virtual, Selasa.
Peluncuran Program Petani Milenial Kehutanan Lebah Madu dilakukan di “Kampung Pramuka” Pasirjeunjing Desa Lengkongjaya Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya untuk tiga orang Petani Milenial dengan masing-masing akan membudidayakan 55 Stup Koloni Lebah Madu Trigona Itama, salah satu jenis lebah tanpa sengat, yang dapat dibudidayakan juga di pekarangan rumah penduduk, baik di pedesaan maupun perkotaan sekalipun.
Kang Emil meminta semua pihak mendukung Program Petani Milenial ini agar tak ada ketimpangan ekonomi di desa dan kota sehingga dengan adanya program ini pihaknya ingin membuktikan kalau masyarakat yang tinggal di desa bisa dapat rezeki kota.
"Kami ingin membuktikan perkuat dan perbanyak jumlah petani milenial ini," ujar Ridwan Kamil.
Menurut Kang Emil, Pemprov Jabar ingin membangun ekonomi lahan pangan berbasis digital agar, anak-anak yang ada di Jabar bisa merasa bangga tinggal di desa.
"Jadi dengan ekonomi 4.0 semua harus beradaptasi. Karena 4.0 akan menghilangkan pekerjaan rutin jadi siap-siap kalau yang rutin akan dihilangkan oleh mesin. Suka tidak suka 4.0 ini kayak COVID-19, kita harus siap menghadapinya," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Program Petani Milenial Kehutanan Komiditi Lebah Madu ini sebagai wujud ekonomi baru di Jabar dan pihaknya juga mengajak masyarakat terutama generasi milenial agar mau menjadi pelaku ekonomi yang tahan dari pandemi yaitu pangan berbasis digital untuk menguatkan ekonomi Jabar.
"Semangat dalam menjalankan program petani milenial ini ya. Supaya anak cucu kita kembali ke desa," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi Kustiawan mengatakan Program Petani Milenial lebah madu bisa berjalan dengan adanya kerja sama offtaker dan Bank BJB.
Salah satu yang menjalankan program ini ada di Kampung Pramuka Tasikmalaya dan di kampung ini ada beberapa petani milenial yang akan mengikuti program mengembangkan lebah madu.
"Ini model semangat milenial pelestarian budaya lembur. Secara kewilayahan akan jadi Kampung Madu Pramuka Tasikmalaya dan akan jadi sentra kampung madu dengan potensi wisata yang khas," kata dia.
Baca juga: Pembudidaya Ikan Milenial di Subang budi daya Udang Vaname
Baca juga: Mentan Yasin Limpo harapkan petani milenial jadi tumpuan pembangunan
Baca juga: Wagub Jabar berharap pemuda tertarik dan mengerti soal pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Harus ada upaya untuk mensukseskan jumlah itu. Butuh kuantitas yang banyak. Harus di 10 kali lipat kan diperbanyak petani milenial ini. Harus mendaftarkan anak-anak ini ke koperasi agar kasih kreditnya gampang," kata Ridwan Kamil pada acara Peluncuran Program Petani Milenial Kehutanan Lebah Madu secara virtual, Selasa.
Peluncuran Program Petani Milenial Kehutanan Lebah Madu dilakukan di “Kampung Pramuka” Pasirjeunjing Desa Lengkongjaya Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya untuk tiga orang Petani Milenial dengan masing-masing akan membudidayakan 55 Stup Koloni Lebah Madu Trigona Itama, salah satu jenis lebah tanpa sengat, yang dapat dibudidayakan juga di pekarangan rumah penduduk, baik di pedesaan maupun perkotaan sekalipun.
Kang Emil meminta semua pihak mendukung Program Petani Milenial ini agar tak ada ketimpangan ekonomi di desa dan kota sehingga dengan adanya program ini pihaknya ingin membuktikan kalau masyarakat yang tinggal di desa bisa dapat rezeki kota.
"Kami ingin membuktikan perkuat dan perbanyak jumlah petani milenial ini," ujar Ridwan Kamil.
Menurut Kang Emil, Pemprov Jabar ingin membangun ekonomi lahan pangan berbasis digital agar, anak-anak yang ada di Jabar bisa merasa bangga tinggal di desa.
"Jadi dengan ekonomi 4.0 semua harus beradaptasi. Karena 4.0 akan menghilangkan pekerjaan rutin jadi siap-siap kalau yang rutin akan dihilangkan oleh mesin. Suka tidak suka 4.0 ini kayak COVID-19, kita harus siap menghadapinya," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan Program Petani Milenial Kehutanan Komiditi Lebah Madu ini sebagai wujud ekonomi baru di Jabar dan pihaknya juga mengajak masyarakat terutama generasi milenial agar mau menjadi pelaku ekonomi yang tahan dari pandemi yaitu pangan berbasis digital untuk menguatkan ekonomi Jabar.
"Semangat dalam menjalankan program petani milenial ini ya. Supaya anak cucu kita kembali ke desa," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Epi Kustiawan mengatakan Program Petani Milenial lebah madu bisa berjalan dengan adanya kerja sama offtaker dan Bank BJB.
Salah satu yang menjalankan program ini ada di Kampung Pramuka Tasikmalaya dan di kampung ini ada beberapa petani milenial yang akan mengikuti program mengembangkan lebah madu.
"Ini model semangat milenial pelestarian budaya lembur. Secara kewilayahan akan jadi Kampung Madu Pramuka Tasikmalaya dan akan jadi sentra kampung madu dengan potensi wisata yang khas," kata dia.
Baca juga: Pembudidaya Ikan Milenial di Subang budi daya Udang Vaname
Baca juga: Mentan Yasin Limpo harapkan petani milenial jadi tumpuan pembangunan
Baca juga: Wagub Jabar berharap pemuda tertarik dan mengerti soal pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021