Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, mendorong Kejaksaan Agung untuk mengejar aktor intelektual dalam mega skandal kasus dugaan korupsi di PT Asabri.
"Harus dikejar mereka. Pasti dapat untuk aktor intelektual dan aktor kakap, ini masih berproses di Kejaksaan Agung," kata Sahroni, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis.
Kejaksaan Agung telah menetapkan empat tersangka baru dalam kasus asuransi PT Asabri. Para tersangka baru tersebut diduga 'kroco' dan bukan termasuk aktor intelektual dan aktor kakap dalam megaskandal kasus Asabri.
Sahroni berharap empat tersangka baru itu, menjadi pintu masuk umtuk mengungkap siapa pemain utama atau aktor intelektual penyelewengan dana PT Asabri.
Sahroni juga berharap Kejaksaan Agung proporsional dan transparan serta tidak menutupi apalagi tebang pilih menetapkan tersangka, karena ada kepentingan pihak tertentu. "Siapapun itu, semua yang terlibat harus diproses," kata dia.
Sebelumnya, dalam persidangan kasus PT Asabri di Pengadilan Tipikor terungkap fakta baru, di antaranya pertemuan Heru Hidayat dengan bekas Direktur Utama PT Asabri, Sonny Widjaja.
Dalam pertemuan itu mereka juga membicarakan komitmen penyelamatan keuangan Asabri.
"Kepentingan Pak Sonny Widjaya melakukan upaya-upaya untuk selamatkan Asabri dengan melakukan komitmen tertentu dengan pihak-pihak yang akan selamatkan Asabri," kata Heru Buwono, salah satu tim kuasa hukum Widjaja, di Pengadilan Tipikor, Senin (13/9) lalu.
Menurutnya, sebelum Widjaja menjabat direktur utama PT Asabri, banyak masalah di PT Asabri. Salah satunya hasil investasi yang bolong hingga triliunan. Karena itu, kliennya berupaya memperbaiki.
Dengan itikad baik untuk memperbaiki keuangan PT Asabri, Widjaja langsung memerintahkan komite investasi membuat analisa dan cara untuk selesaikan masalah lama.
Pada saat awal menjabat, Widjaya diyakini tidak pernah mengenal Hidayat. Namun secara tiba-tiba dalam waktu singkat dapat mempercayakan Heru Cs sebagai mitra PT Asabri dalam mengelola investasi yang begitu besar.
Awalnya Widjaja dikenalkan Hidayat berdasarkan referensi oleh seorang pejabat BPK, setelah sebelumnya Widjaja diminta bertemu dengan pejabat BPK tersebut, guna membantu menyelesaikan masalah PT Asabri yang ditinggalkan direktur utama sebelumnya.
Pejabat BPK ini merekomendasikan nama Hidayat, yang direferensi mampu menyelesaikan masalah. Widjaja kemudian meminta Hari Setianto (saat itu direktur investasi PT Asabri) untuk menindaklanjuti dan merealisasi upaya tersebut.
Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Supardi, menyatakan timnya masih bekerja keras dengan memeriksa sejumlah saksi untuk menemukan para aktor dalam kasus mega skandal korupsi ini.
Bahkan Supardi memastikan tak gentar sedikit pun untuk menyeret siapapun yang terlibat. "Kita tunggu progres penyidikan berikutnya. Punya hubungan dengan siapupun, yang penting ada alat bukti pendukungnya, pasti kita dalami," kata dia.
Baca juga: Lagi, tiga tersangka baru kasus Asabri
Baca juga: Kejagung terus cari aktor intelektual megakorupsi Asabri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Harus dikejar mereka. Pasti dapat untuk aktor intelektual dan aktor kakap, ini masih berproses di Kejaksaan Agung," kata Sahroni, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis.
Kejaksaan Agung telah menetapkan empat tersangka baru dalam kasus asuransi PT Asabri. Para tersangka baru tersebut diduga 'kroco' dan bukan termasuk aktor intelektual dan aktor kakap dalam megaskandal kasus Asabri.
Sahroni berharap empat tersangka baru itu, menjadi pintu masuk umtuk mengungkap siapa pemain utama atau aktor intelektual penyelewengan dana PT Asabri.
Sahroni juga berharap Kejaksaan Agung proporsional dan transparan serta tidak menutupi apalagi tebang pilih menetapkan tersangka, karena ada kepentingan pihak tertentu. "Siapapun itu, semua yang terlibat harus diproses," kata dia.
Sebelumnya, dalam persidangan kasus PT Asabri di Pengadilan Tipikor terungkap fakta baru, di antaranya pertemuan Heru Hidayat dengan bekas Direktur Utama PT Asabri, Sonny Widjaja.
Dalam pertemuan itu mereka juga membicarakan komitmen penyelamatan keuangan Asabri.
"Kepentingan Pak Sonny Widjaya melakukan upaya-upaya untuk selamatkan Asabri dengan melakukan komitmen tertentu dengan pihak-pihak yang akan selamatkan Asabri," kata Heru Buwono, salah satu tim kuasa hukum Widjaja, di Pengadilan Tipikor, Senin (13/9) lalu.
Menurutnya, sebelum Widjaja menjabat direktur utama PT Asabri, banyak masalah di PT Asabri. Salah satunya hasil investasi yang bolong hingga triliunan. Karena itu, kliennya berupaya memperbaiki.
Dengan itikad baik untuk memperbaiki keuangan PT Asabri, Widjaja langsung memerintahkan komite investasi membuat analisa dan cara untuk selesaikan masalah lama.
Pada saat awal menjabat, Widjaya diyakini tidak pernah mengenal Hidayat. Namun secara tiba-tiba dalam waktu singkat dapat mempercayakan Heru Cs sebagai mitra PT Asabri dalam mengelola investasi yang begitu besar.
Awalnya Widjaja dikenalkan Hidayat berdasarkan referensi oleh seorang pejabat BPK, setelah sebelumnya Widjaja diminta bertemu dengan pejabat BPK tersebut, guna membantu menyelesaikan masalah PT Asabri yang ditinggalkan direktur utama sebelumnya.
Pejabat BPK ini merekomendasikan nama Hidayat, yang direferensi mampu menyelesaikan masalah. Widjaja kemudian meminta Hari Setianto (saat itu direktur investasi PT Asabri) untuk menindaklanjuti dan merealisasi upaya tersebut.
Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Supardi, menyatakan timnya masih bekerja keras dengan memeriksa sejumlah saksi untuk menemukan para aktor dalam kasus mega skandal korupsi ini.
Bahkan Supardi memastikan tak gentar sedikit pun untuk menyeret siapapun yang terlibat. "Kita tunggu progres penyidikan berikutnya. Punya hubungan dengan siapupun, yang penting ada alat bukti pendukungnya, pasti kita dalami," kata dia.
Baca juga: Lagi, tiga tersangka baru kasus Asabri
Baca juga: Kejagung terus cari aktor intelektual megakorupsi Asabri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021