Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis, secara resmi membuka kembali bioskop di berbagai mal sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi yang riil di masyarakat, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat pada masa PPKM level 3 ini.
"Kita ingin secara berangsur-angsur pemulihan ekonomi ini riil di masyarakat, nah yang izinkan oleh Permendagri nomor 42 adalah pelaksanaan kegiatan izin menonton di bioskop," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim saat meninjau Bioskop Cinepolis di Lippo Plaza Ekalokasari.
Selain di Ekalokasari, sejumlah bioskop juga ada di berbagai mal seperti Lippo Plaza Keboen Raya, 21 Cineplex di Bogor Trade Mall, XXI di Botani Squre, Trans Mart, dan Boxies 123 Mall.
Dedie Rachim menyampaikan dibukanya bioskop tentu dengan syarat penonton yang masuk ke area bioskop harus menggunakan QR barcode aplikasi Pedulilindungi.
Kemudian, penonton juga wajib mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan pengelola bioskop menjalankan batasan kapasitas hanya 50 persen.
"Namun demikian, saya mengajak masyarakat beraktivitas secara berangsur-angsur, karena pemulihan ekonomi sudah terlalu berlarut-larut, mengakibatkan keterpurukan ekonomi yang terlalu dalam," ujarnya.
Karena itu, kata dia, Pemerintah Kota Bogor mendorong masyarakat mulai bisa melakukan aktivitas ekonomi, seperti berbelanja maupun kegiatan hiburan seperti menonton bioskop dengan tetap mematuhi aturan yang ditetapkan.
Sebagai contoh, pengelola mal Lippo Plaza Ekalokasari, dan mall lainnya pun kini telah menerapkan QR barcode aplikasi pedulilindungi dengan dua rangkap, pertama saat memasuki lobi dan kedua saat memasuki area bioskop.
Selain itu, ada juga handsanitizer yang selalu disiapkan di berbagai titik sudut-sudut mal dan transaksi pembayaran dilakukan secara nontunai (cashless).
"Jadi semaksimal mungkin tidak pakai uang cash. Menggunakan uang elektronik, member dan aplikasi pembayaran lain supaya mengurangi risiko penularan COVID-19, ya," katanya.
Sementara itu, di tempat yang sama Manager Bioskop Cinepolis di Lippo Plaza Ekalokasari Ginanjar Saputra mengatakan pihaknya senantiasa mematuhi aturan protokol kesehatan maupun kapasitas 50 persen yang dipersyaratkan Pemerintah Kota Bogor.
Dari 1.051 tempat duduk bioskop yang ada, kata Ginanjar, manajemen Cinepolis telah membatasi kunjungan, sehingga target pendapatan pun belum menjadi hal yang utama.
Cinepolis pun belum menjual makanan serta minuman yang biasanya tersedia sebagai fasilitas bagi penonton.
"Karena setelah dibuka, biasanya butuh waktu satu dua minggu untuk banyak penonton, jadi kalau sekarang belum terlalu ramai," katanya.
Baca juga: Bioskop Kota Bogor sudah buka, baru 10 persen penontonnya
Baca juga: Bioskop di Kota Bogor diizinkan buka lagi
Baca juga: Alasan Wali Kota Bogor bioskop belum diizinkan beroperasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kita ingin secara berangsur-angsur pemulihan ekonomi ini riil di masyarakat, nah yang izinkan oleh Permendagri nomor 42 adalah pelaksanaan kegiatan izin menonton di bioskop," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim saat meninjau Bioskop Cinepolis di Lippo Plaza Ekalokasari.
Selain di Ekalokasari, sejumlah bioskop juga ada di berbagai mal seperti Lippo Plaza Keboen Raya, 21 Cineplex di Bogor Trade Mall, XXI di Botani Squre, Trans Mart, dan Boxies 123 Mall.
Dedie Rachim menyampaikan dibukanya bioskop tentu dengan syarat penonton yang masuk ke area bioskop harus menggunakan QR barcode aplikasi Pedulilindungi.
Kemudian, penonton juga wajib mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan pengelola bioskop menjalankan batasan kapasitas hanya 50 persen.
"Namun demikian, saya mengajak masyarakat beraktivitas secara berangsur-angsur, karena pemulihan ekonomi sudah terlalu berlarut-larut, mengakibatkan keterpurukan ekonomi yang terlalu dalam," ujarnya.
Karena itu, kata dia, Pemerintah Kota Bogor mendorong masyarakat mulai bisa melakukan aktivitas ekonomi, seperti berbelanja maupun kegiatan hiburan seperti menonton bioskop dengan tetap mematuhi aturan yang ditetapkan.
Sebagai contoh, pengelola mal Lippo Plaza Ekalokasari, dan mall lainnya pun kini telah menerapkan QR barcode aplikasi pedulilindungi dengan dua rangkap, pertama saat memasuki lobi dan kedua saat memasuki area bioskop.
Selain itu, ada juga handsanitizer yang selalu disiapkan di berbagai titik sudut-sudut mal dan transaksi pembayaran dilakukan secara nontunai (cashless).
"Jadi semaksimal mungkin tidak pakai uang cash. Menggunakan uang elektronik, member dan aplikasi pembayaran lain supaya mengurangi risiko penularan COVID-19, ya," katanya.
Sementara itu, di tempat yang sama Manager Bioskop Cinepolis di Lippo Plaza Ekalokasari Ginanjar Saputra mengatakan pihaknya senantiasa mematuhi aturan protokol kesehatan maupun kapasitas 50 persen yang dipersyaratkan Pemerintah Kota Bogor.
Dari 1.051 tempat duduk bioskop yang ada, kata Ginanjar, manajemen Cinepolis telah membatasi kunjungan, sehingga target pendapatan pun belum menjadi hal yang utama.
Cinepolis pun belum menjual makanan serta minuman yang biasanya tersedia sebagai fasilitas bagi penonton.
"Karena setelah dibuka, biasanya butuh waktu satu dua minggu untuk banyak penonton, jadi kalau sekarang belum terlalu ramai," katanya.
Baca juga: Bioskop Kota Bogor sudah buka, baru 10 persen penontonnya
Baca juga: Bioskop di Kota Bogor diizinkan buka lagi
Baca juga: Alasan Wali Kota Bogor bioskop belum diizinkan beroperasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021