Sebanyak 1.000 warga yang merasa kesehatan mentalnya terganggu atau terdampak pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini mendaftarkan diri secara daring untuk berkonsultasi terkait kesehatan mental ke Prosemicolon.
"Pandemi virus corona yang terjadi hampir dua tahun ini berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat. Selain karena dihantui perasaan takut akan terpapar penyakit tersebut, kondisi ekonomi yang terpuruk serta minimnya interaksi dengan sesama menjadi penyebab gangguan psikis tersebut," kata penggagas Prosemicolon, Zahra Najwa di Bandung, Jumat.
Prosemicolon ialah perkumpulan sejumlah aktivitas yang fokus membantu menangani kesehatan mental masyarakat terutama di saat pandemi COVID-19.
Zahra mengatakan di masa krisis seperti saat ini semakin banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu.
Hal ini terlihat dari banyaknya pendaftar layanan konseling untuk mengobati penyakit mental yang diderita.
"Hanya dalam dua hari setelah kami membuka pendaftaran, ada 1.000 pendaftar. Akun medsos kami yang baru berusia dua minggu juga langsung diikuti 50 ribu (warganet)," kata dia.
Selain akibat merosotnya kondisi ekonomi, menurut dia gangguan mental ini terjadi karena semakin berkurangnya interaksi di antara masyarakat.
Sehingga berbagai tekanan hidup yang dialami masyarakat hanya dipendam sendiri sehingga semakin memberatkan beban psikis mereka.
"Dengan dipendam sendiri, selain penderita sulit menemukan solusi, beban psikisnya semakin berat," ujarnya.
Jika tidak segera ditangani, menurutnya para penderita akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti menyakiti diri sendiri hingga orang lain.
"Bisa ke mana-mana. Pikiran bunuh diri, narkoba, alkohol, termasuk berontak mengancam keselamatan orang lain," ujarnya.
Oleh karena itu, Najwa memastikan Prosemicolon hadir untuk memberikan layanan konseling gratis bagi masyarakat yang mentalnya terganggu.
"Kami akan membantu semampunya. Saat ini ada enam psikolog, serta puluhan volunteer," ujarnya.
Selain menyediakan konseling gratis bagi penderita, menurut dia gerakan yang berkolaborasi dengan DPW Partai NasDem Jawa Barat inipun bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kejiwaan orang sekitar.
Dengan semakin banyak warga yang tersadarkan, menurutnya akan semakin mudah bagi penderita gangguan mental untuk mencurahkan keluh kesah yang ada.
"Selama ini, penderita gangguan mental merasa tabu untuk bercerita, bahkan ke keluarganya sendiri pun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, pihaknya sangat mendukung gerakan sosial ini.
Saan menyadari saat ini layanan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini masih tergolong minim.
"Kami berharap pemerintah memperbanyak layanan konseling gratis. Karena masyarakat tidak mampu sangat sulit untuk mengakses psikolog," katanya.
Terlebih, saat ini semakin banyak masyarakat yang kejiwaannya tertekan akibat pandemi.
"Seperti di Purwakarta, ada tiga anak yang kehilangan kedua orangtuanya karena virus corona. Selain membantu dari sisi ekonomi, layanan konseling sangat diperlukan," ujarnya.
Dalam kolaborasi dengan Prosemicolon ini, menurut Saan pihaknya memfasilitasi tempat untuk konseling, termasuk yang dilakukan secara dalam jaringan (online) yang menjangkau 1.000 warga yang membutuhkan pendampingan tersebut.
"Mudah-mudahan ke depan program ini bisa menjadi kegiatan rutin, sehingga semakin banyak masyarakat kita yang merasakan manfaatnya," ujarnya.
Baca juga: Survei Tim IPB: Ada warga Kota Bogor alami gangguan mental akibat pandemi
Baca juga: Program kartu prakerja kurangi dampak kesehatan mental efek pandemi
Baca juga: Akademisi UI sebut "keletihan sosial" membuat masyarakat kurang responsif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Pandemi virus corona yang terjadi hampir dua tahun ini berdampak besar terhadap kesehatan mental masyarakat. Selain karena dihantui perasaan takut akan terpapar penyakit tersebut, kondisi ekonomi yang terpuruk serta minimnya interaksi dengan sesama menjadi penyebab gangguan psikis tersebut," kata penggagas Prosemicolon, Zahra Najwa di Bandung, Jumat.
Prosemicolon ialah perkumpulan sejumlah aktivitas yang fokus membantu menangani kesehatan mental masyarakat terutama di saat pandemi COVID-19.
Zahra mengatakan di masa krisis seperti saat ini semakin banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu.
Hal ini terlihat dari banyaknya pendaftar layanan konseling untuk mengobati penyakit mental yang diderita.
"Hanya dalam dua hari setelah kami membuka pendaftaran, ada 1.000 pendaftar. Akun medsos kami yang baru berusia dua minggu juga langsung diikuti 50 ribu (warganet)," kata dia.
Selain akibat merosotnya kondisi ekonomi, menurut dia gangguan mental ini terjadi karena semakin berkurangnya interaksi di antara masyarakat.
Sehingga berbagai tekanan hidup yang dialami masyarakat hanya dipendam sendiri sehingga semakin memberatkan beban psikis mereka.
"Dengan dipendam sendiri, selain penderita sulit menemukan solusi, beban psikisnya semakin berat," ujarnya.
Jika tidak segera ditangani, menurutnya para penderita akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti menyakiti diri sendiri hingga orang lain.
"Bisa ke mana-mana. Pikiran bunuh diri, narkoba, alkohol, termasuk berontak mengancam keselamatan orang lain," ujarnya.
Oleh karena itu, Najwa memastikan Prosemicolon hadir untuk memberikan layanan konseling gratis bagi masyarakat yang mentalnya terganggu.
"Kami akan membantu semampunya. Saat ini ada enam psikolog, serta puluhan volunteer," ujarnya.
Selain menyediakan konseling gratis bagi penderita, menurut dia gerakan yang berkolaborasi dengan DPW Partai NasDem Jawa Barat inipun bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kejiwaan orang sekitar.
Dengan semakin banyak warga yang tersadarkan, menurutnya akan semakin mudah bagi penderita gangguan mental untuk mencurahkan keluh kesah yang ada.
"Selama ini, penderita gangguan mental merasa tabu untuk bercerita, bahkan ke keluarganya sendiri pun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, pihaknya sangat mendukung gerakan sosial ini.
Saan menyadari saat ini layanan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini masih tergolong minim.
"Kami berharap pemerintah memperbanyak layanan konseling gratis. Karena masyarakat tidak mampu sangat sulit untuk mengakses psikolog," katanya.
Terlebih, saat ini semakin banyak masyarakat yang kejiwaannya tertekan akibat pandemi.
"Seperti di Purwakarta, ada tiga anak yang kehilangan kedua orangtuanya karena virus corona. Selain membantu dari sisi ekonomi, layanan konseling sangat diperlukan," ujarnya.
Dalam kolaborasi dengan Prosemicolon ini, menurut Saan pihaknya memfasilitasi tempat untuk konseling, termasuk yang dilakukan secara dalam jaringan (online) yang menjangkau 1.000 warga yang membutuhkan pendampingan tersebut.
"Mudah-mudahan ke depan program ini bisa menjadi kegiatan rutin, sehingga semakin banyak masyarakat kita yang merasakan manfaatnya," ujarnya.
Baca juga: Survei Tim IPB: Ada warga Kota Bogor alami gangguan mental akibat pandemi
Baca juga: Program kartu prakerja kurangi dampak kesehatan mental efek pandemi
Baca juga: Akademisi UI sebut "keletihan sosial" membuat masyarakat kurang responsif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021