Korea Selatan (Korsel), lewat perusahaan teknologi WI.Plat Co Ltd mengembangkan proyek percontohan sistem manajemen kebocoran air berbasis Internet of Things (IoT), Artificial Intelligent (AI), dan Cloud Technology untuk menekan angka non revenue water (NRW) atau air tak berekening di Indonesia.

Pengembangan proyek tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) Kerja Sama Proyek Percontohan Penerapan Sistem Manajemen Kebocoran Air di Kota Sukabumi antara Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa (Perumda TBW), WI.Plat Co., Ltd. (WI.Plat), dan PT SUPRA Internasional Indonesia (SUPRA).

Nota kesepahaman ditandatangani secara offline dan online di Indonesia dan Korea Selatan oleh Direktur Perumda TBW, Abdul Kholik Fajdawani; Presiden Direktur SUPRA, Adhi Pramudito; dan CEO WI.Plat, Sanghoon Cha.

CEO WI.Plat, Sanghoon Cha dalam siaran persnya, Jumat, mengatakan, ketiga pihak akan mencoba memecahkan masalah kehilangan air di Indonesia, khususnya di Kota Sukabumi dan membantu Kota Sukabumi menjadi kota yang cerdas (smart city) serta bersiap menghadapi perubahan iklim global dan air bersih.

"Diharapkan bahwa pilot project di Sukabumi ini akan berfungsi sebagai contoh kerja sama teknis yang baik dan membantu membangun kota-kota pintar di Indonesia," kata Mr Cha.

Adapun tujuan proyek percontohan yang didanai Korea International Cooperation Agency (KOICA) melalui Creative Technology Solution (CTS) ini, kata Mr Cha, untuk memecahkan masalah kehilangan air di wilayah Kota Sukabumi menggunakan teknologi inovatif WI.Plat bekerja sama dengan SUPRA dan Perumda TBW.

Wi.Plat sendiri merupakan perusahaan teknologi yang didirikan oleh K-Water, sebuah badan Pemerintah Korea Selatan yang fokus melakukan pengembangan sumber daya air secara komprehensif dan penyediaan air untuk publik dan industri di Korsel.

"Pentingnya mengamankan sumber daya air sedang ditekankan lebih dari sebelumnya karena seringnya terjadi iklim abnormal karena perubahan iklim," katanya.

Melalui teknologi inovatif yang diusung Wi.Plat, lanjut Mr Cha, kebocoran air dalam sistem pasokan air dapat dikelola dengan baik.

Menurutnya, sumber daya air tambahan dapat diamankan dari reduksi kebocoran air perpipaan.

Selain itu, teknologi pengelolaan kebocoran dan kehilangan air sangat penting untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.

Mr. Cha melanjutkan, kerja sama terutama difokuskan pada pengadopsian teknologi yang memungkinkan pengelolaan kehilangan air berbasis data dengan menerapkan sistem manajemen kebocoran air berbasis IoT, Artificial Intelligence, dan Cloud Technology.

"Ruang lingkup dari program ini adalah untuk melakukan uji coba sistem intelijen manajemen kebocoran air yang berbasis IoT, AI, dan Cloud Technology," katanya.

Sementara itu, Direktur Perumda TBW Kota Sukabumi, Abdul Kholik mengatakan, melalui kerja sama yang dibangun ini, pihaknya akan terus berusaha meningkatkan kualitas layanan dengan melakukan berbagai macam usaha dan pengembangan, termasuk dalam rangka menurunkan angka non revenue water atau air tidak berekening.

"Dengan proyek ini tentu akan menekan tingkat kebocoran air di Kota Sukabumi, yang pada akhirnya akan memberikan layanan yang semakin baik kepada masyarakat," katanya.

Lebih lanjut, Abdul Kholik mengatakan proyek percontohan ini akan dijalankan selama 12 bulan dengan target 4000 sambungan pada 2 District Metered Area (DMA) di Kota Sukabumi.

Para pihak akan berusaha untuk menurunkan tingkat kebocoran dan mengadakan penilaian kinerja dengan menggunakan teknologi tersebut.

Kota Sukabumi, Jawa Barat terpilih menjadi daerah proyek percontohan pertama di Indonesia untuk sistem manajemen kebocoran air.

Segenap jajaran Pemerintah Kota Sukabumi menyambut baik kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Korea Selatan pada proyek percontohan ini dan berharap manajemen sistem kebocoran ini dapat menjadi langkah strategis dalam memberikan pelayanan air bersih yang semakin baik kepada masyarakat Kota Sukabumi.

Baca juga: Jamkrindo kolaborasi sediakan air bersih senilai Rp1,45 miliar di Sukabumi

Baca juga: Pipanisasi solusi hadapi dampak kekeringan di Sukabumi

Baca juga: Operasi pabrik air mineral di Sukabumi dihentikan

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021