Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah di tengah kenaikan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 12,7 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.078,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,35 poin atau 0,27 persen ke posisi 862,86.
"Pergerakan pasar saham Asia didominasi oleh penguatan menjelang penutupan akhir pekan. Penurunan dari dolar Amerika yang semakin terbatas memberikan ketidakpastian pada pasar keuangan menjelang rilis data penting di Amerika yang turut memberikan dampak terhadap keputusan kebijakan The Fed," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Pada lain sisi, pelaku pasar juga mencermati keputusan OPEC+ yang melanjutkan kebijakan penghapusan rekor pengurangan produksi dengan menambahkan 400.000 barel per hari setiap bulan ke pasar. Namun, OPEC+ menaikkan perkiraan permintaannya untuk 2022 yang ikut menjadi katalis positif bagi pasar komoditas.
Dari dalam negeri, pergerakan IHSG kembali tertekan pada sepanjang sesi dua. Upaya pemerintah dalam penanganan pandemi dinilai menjadi kunci terhadap pemulihan industri pariwisata.
Saat ini, laju kedatangan turis masih belum mengalami perbaikan dimana penurunan terus terjadi hingga penutupan semester I 2021. Tercatat penurunan sepanjang Juli sebesar 10,77 persen (yoy).
Dibuka menguat, selang satu jam IHSG melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 0,63 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor barang konsumen primer masing-masing 0,54 persen dan 0,2 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,03 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor keuangan masing-masing minus 1,55 persen dan minus 0,4 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp91,81 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.344.177 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,6 miliar lembar saham senilai Rp9,35 triliun. Sebanyak 210 saham naik, 277 saham menurun, dan 160 tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 92,49 poin atau 0,33 persen ke 28.543,51, indeks Hang Seng naik 62,14 poin atau 0,24 persen ke 26.090,43, dan indeks Straits Times meningkat 0,59 poin atau 0,02 persen ke 3.088,43.
Baca juga: IHSG BEI diperkirakan datar seiring minimnya sentimen
Baca juga: IHSG Kamis pagi dibuka menguat 1,72 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring melambatnya data inflasi Agustus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
IHSG ditutup melemah 12,7 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.078,23. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,35 poin atau 0,27 persen ke posisi 862,86.
"Pergerakan pasar saham Asia didominasi oleh penguatan menjelang penutupan akhir pekan. Penurunan dari dolar Amerika yang semakin terbatas memberikan ketidakpastian pada pasar keuangan menjelang rilis data penting di Amerika yang turut memberikan dampak terhadap keputusan kebijakan The Fed," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Pada lain sisi, pelaku pasar juga mencermati keputusan OPEC+ yang melanjutkan kebijakan penghapusan rekor pengurangan produksi dengan menambahkan 400.000 barel per hari setiap bulan ke pasar. Namun, OPEC+ menaikkan perkiraan permintaannya untuk 2022 yang ikut menjadi katalis positif bagi pasar komoditas.
Dari dalam negeri, pergerakan IHSG kembali tertekan pada sepanjang sesi dua. Upaya pemerintah dalam penanganan pandemi dinilai menjadi kunci terhadap pemulihan industri pariwisata.
Saat ini, laju kedatangan turis masih belum mengalami perbaikan dimana penurunan terus terjadi hingga penutupan semester I 2021. Tercatat penurunan sepanjang Juli sebesar 10,77 persen (yoy).
Dibuka menguat, selang satu jam IHSG melemah dan terus berada di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan. Pada sesi kedua IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 0,63 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor barang konsumen primer masing-masing 0,54 persen dan 0,2 persen.
Sedangkan tujuh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,03 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor keuangan masing-masing minus 1,55 persen dan minus 0,4 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp91,81 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.344.177 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,6 miliar lembar saham senilai Rp9,35 triliun. Sebanyak 210 saham naik, 277 saham menurun, dan 160 tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 92,49 poin atau 0,33 persen ke 28.543,51, indeks Hang Seng naik 62,14 poin atau 0,24 persen ke 26.090,43, dan indeks Straits Times meningkat 0,59 poin atau 0,02 persen ke 3.088,43.
Baca juga: IHSG BEI diperkirakan datar seiring minimnya sentimen
Baca juga: IHSG Kamis pagi dibuka menguat 1,72 poin
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah seiring melambatnya data inflasi Agustus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021