Cianjur, 8/3 (ANTARA)- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur, Jabar, Selasa, tetap akan menggelar pemilihan ulang di empat kecamatan, Senin (21/3), meskipun lima pasangan calon menyatakan akan memboikot putusan tersebut.
Ketua KPU Cianjur, Unang Margana SH, mengatakan, meskipun pasangan calon menyatakan menolak jadwal yang telah diputuskan dalam pleno tersebut, pihaknya menilai sah-sah saja.
Namun keputusan KPU Cianjur itu, kata dia, telah final dan tidak dapat dirubah. Meskipun kelima pasangan calon bersikukuh jadwal yang ditetapkan, tidak sesuai karena pada hari kerja.
"Kami sudah pastikan tanggal 21 Maret, PSU akan dilaksanakan di empat kecamatan diantaranya Cianjur, Cipanas, Pacet dan Mande, itu sudah keputusan mutlak," katanya.
Sedangkan menanggapi mosi tidak percaya pasangan calon tersebut, dengan cara memboikot pelaksanaan pemilihan ulang, kata dia, hal tersebut adalah hak pribadi.
Pihaknya akan segera menyampaikan surat tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK), serta ke KPU Propinsi, Bawaslu dan Panwaslukada Cianjur.
Pengamat Politik, yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Surya Kencana (Unsur) Cianjur, Yudi Junadi mengaku, bahwa penetapan dan tanggal pelaksanaan pemilihan ulang yang telah ditetapkan dalam rapat pleno KPU Cianjur, adalah kewenangan KPU.
"Secara substansial dalam pengambilan keputusan itu, sepanjang pengamatan saya, melibatkan partisipasi pihak pasangan calon dan juga institusi yang terkait," katanya.
Sehingga dia menilai, tidak tepat jika pasangan calon mempermasalahkan hari penetapan pemilihan ulang. Pasalnya, tidak ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan.
Sementara itu, kelima pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Cianjur 2011, yang menolak pemilihan ulang di gelar 21 Maret, Pasangan No 1, Hidayat Atori-Suherlan (Hidayah), No 2, Dadang Sufianto-RK Dadan (Dangdan).
No 3. Hidayat Makbul-Sumitra (HS-HM), No 4 Ade Barkah-Kusnadi Sunjaya (Abadi) dan No 6 Maskana Sumitra-Ade Sanoesi (Maksad).
Kelima Paslon tersebut, sempat datang ke kantor KPU Cianjur, di Jalan Ir H Djuanda, guna menyampaikan pernyataan mereka untuk memboikot PSU, jika KPU Cianjur, tidak mengabulkan permintaan mereka.
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Ketua KPU Cianjur, Unang Margana SH, mengatakan, meskipun pasangan calon menyatakan menolak jadwal yang telah diputuskan dalam pleno tersebut, pihaknya menilai sah-sah saja.
Namun keputusan KPU Cianjur itu, kata dia, telah final dan tidak dapat dirubah. Meskipun kelima pasangan calon bersikukuh jadwal yang ditetapkan, tidak sesuai karena pada hari kerja.
"Kami sudah pastikan tanggal 21 Maret, PSU akan dilaksanakan di empat kecamatan diantaranya Cianjur, Cipanas, Pacet dan Mande, itu sudah keputusan mutlak," katanya.
Sedangkan menanggapi mosi tidak percaya pasangan calon tersebut, dengan cara memboikot pelaksanaan pemilihan ulang, kata dia, hal tersebut adalah hak pribadi.
Pihaknya akan segera menyampaikan surat tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK), serta ke KPU Propinsi, Bawaslu dan Panwaslukada Cianjur.
Pengamat Politik, yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Surya Kencana (Unsur) Cianjur, Yudi Junadi mengaku, bahwa penetapan dan tanggal pelaksanaan pemilihan ulang yang telah ditetapkan dalam rapat pleno KPU Cianjur, adalah kewenangan KPU.
"Secara substansial dalam pengambilan keputusan itu, sepanjang pengamatan saya, melibatkan partisipasi pihak pasangan calon dan juga institusi yang terkait," katanya.
Sehingga dia menilai, tidak tepat jika pasangan calon mempermasalahkan hari penetapan pemilihan ulang. Pasalnya, tidak ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan.
Sementara itu, kelima pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Cianjur 2011, yang menolak pemilihan ulang di gelar 21 Maret, Pasangan No 1, Hidayat Atori-Suherlan (Hidayah), No 2, Dadang Sufianto-RK Dadan (Dangdan).
No 3. Hidayat Makbul-Sumitra (HS-HM), No 4 Ade Barkah-Kusnadi Sunjaya (Abadi) dan No 6 Maskana Sumitra-Ade Sanoesi (Maksad).
Kelima Paslon tersebut, sempat datang ke kantor KPU Cianjur, di Jalan Ir H Djuanda, guna menyampaikan pernyataan mereka untuk memboikot PSU, jika KPU Cianjur, tidak mengabulkan permintaan mereka.
Fikri
Editor : Irawan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011