Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat angka balita yang menderita stunting meningkat dalam tiga tahun terakhir sehingga akan disiapkan lokasi khusus pencegahan stunting.

"Untuk tahun ini kita ada 15 kelurahan yang jadi lokasi khusus (lokus) untuk pencegahan stunting. Tahun depan, 2022 juga ada tambahan 15 kelurahan lagi," kata Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Bandung Nilla Avianty di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengungkap, pada tahun 2020, jumlah balita di Kota Bandung tercatat ada sebanyak 107.189 orang dan setelah dilakukan pengukuran angka balita stunting mencapai 9.567 atau 8,93 persen.

Sedangkan pada tahun 2019 tingkat balita stunting yakni sebesar 7,56 persen dan tahun 2018 sebesar 6,53 persen, artinya selama tiga tahun terjadi kenaikan angka stunting.

Menurut Nila, kenaikan persentase pada 2020 disebabkan karena jumlah balita yang diukur menurun akibat mobilitas terbatas selama pandemi COVID-19.

Sementara itu Ketua Pokja 4 TP-PKK Kota Bandung Eulis Sumiati mengatakan salah satu upaya penanganan stunting bagi balita adalah memberi asupan makanan yang sehat mengandung protein dan gizi yang baik.

Menurutnya, makanan sehat tersebut tidak selalu mahal. Selain itu, masyarakat juga bisa menghadirkan makanan sehat seperti sayuran dengan menanam di pekarangan rumah.

"Jadi halaman rumah itu bisa jadi sumber pangan. Dan ini lebih baik lagi. Makanan murah untuk anak yang sehat," kata Eulis.

Dengan gizi yang terpenuhi mulai dari ibu hamil, ia optimis anak yang dilahirkan bisa tumbuh dan tidak masuk ke dalam kategori stunting.

Baca juga: Pemprov Jabar sebar 50.000 telur ayam di Bandung Raya cegah "stunting"

Baca juga: Bandung ajak siswa sekolah gemar minum susu cegah stunting

Baca juga: 1,5 juta kader PKK Jabar dikerahkan cegah balita "stunting"

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021