Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan menyebut krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api sehingga jika memungkinkan memang harus dihindari tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran.
“Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan," kata Presiden Jokowi saat pidato presiden pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Kepala Negara menyatakan keinginan agar pandemi ini bisa menerangi semua untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri, dalam menghadapi tantangan masa depan.
Presiden dalam sidang tahunan menyebut pandemi itu seperti kawah candra dimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah.
Pandemi dikatakan Presiden, memberikan beban yang berat kepada semua, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa semua untuk menghadapi dan mengelolanya.
"Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah," tutur Presiden.
Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, kata Presiden, bukan hanya beban yang diberikan kepada semua, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada semua.
"Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan," ujar Presiden Jokowi dalam sidang tahunan.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi mengenakan baju adat Baduy. Dalam dalam pidato kenegaraan dengan konsep undangan terbatas.
Hadir pada pidato kenegaraan tersebut Wakil Presiden Republik Indonesia, Profesor K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota MPR Republik Indonesia; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPR Republik Indonesia; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPD Republik Indonesia; dan Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara.
Hadir pula sebagian secara virtual Presiden Republik Indonesia Kelima Megawati Soekarnoputri; Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono: Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Hamzah Haz; Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla; Boediono beserta Ibu Herawati Boediono; serta istri Mantan Presiden Hajah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Kemudian ada pula para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional.
Selain itu para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, dan Kapolri, serta para Ketua Umum Partai Politik.
Baca juga: Presiden Joko Widodo kenakan pakaian adat Suku Baduy di Sidang Tahunan MPR
Baca juga: Sekjen: Sidang Tahunan MPR tahun ini hanya dihadiri 60 orang
Baca juga: Presiden minta harga tes "PCR" maksimal Rp550 ribu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
“Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan," kata Presiden Jokowi saat pidato presiden pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.
Kepala Negara menyatakan keinginan agar pandemi ini bisa menerangi semua untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri, dalam menghadapi tantangan masa depan.
Presiden dalam sidang tahunan menyebut pandemi itu seperti kawah candra dimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah.
Pandemi dikatakan Presiden, memberikan beban yang berat kepada semua, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa semua untuk menghadapi dan mengelolanya.
"Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah," tutur Presiden.
Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, kata Presiden, bukan hanya beban yang diberikan kepada semua, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada semua.
"Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan," ujar Presiden Jokowi dalam sidang tahunan.
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi mengenakan baju adat Baduy. Dalam dalam pidato kenegaraan dengan konsep undangan terbatas.
Hadir pada pidato kenegaraan tersebut Wakil Presiden Republik Indonesia, Profesor K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota MPR Republik Indonesia; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPR Republik Indonesia; Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPD Republik Indonesia; dan Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara.
Hadir pula sebagian secara virtual Presiden Republik Indonesia Kelima Megawati Soekarnoputri; Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono: Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Hamzah Haz; Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla; Boediono beserta Ibu Herawati Boediono; serta istri Mantan Presiden Hajah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Kemudian ada pula para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional.
Selain itu para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, dan Kapolri, serta para Ketua Umum Partai Politik.
Baca juga: Presiden Joko Widodo kenakan pakaian adat Suku Baduy di Sidang Tahunan MPR
Baca juga: Sekjen: Sidang Tahunan MPR tahun ini hanya dihadiri 60 orang
Baca juga: Presiden minta harga tes "PCR" maksimal Rp550 ribu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021