Harga emas anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena dolar yang lebih kuat memicu investor mengambil keuntungan setelah logam kuning mengalami reli singkat mencapai level tertinggi dalam enam minggu didorong oleh jaminan Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell bahwa kenaikan suku bunga tidak akan terjadi untuk saat ini.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun tajam 18,6 dolar AS atau 1,01 persen menjadi ditutup pada 1,817,20 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Kamis (29/7/2021), harga emas berjangka melambung 31,2 dolar AS atau 1,73 persen menjadi 1.835,8 dolar AS, penyelesaian tertinggi sejak 16 Juni dan persentase kenaikan satu hari terbesar sejak 6 Mei.
Harga emas berjangka turun tipis 10 sen AS atau 0,01 persen menjadi 1.799,70 dolar AS pada Rabu (28/7/2021), setelah naik 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.799,80 dolar AS pada Selasa (27/7/2021), dan merosot 2,6 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.799,20 dolar AS pada Senin (26/7/2021).
Harga emas mencapai level tertinggi dalam dua minggu pada Kamis (29/7/2021) setelah Powell mengatakan pasar kerja AS masih memiliki beberapa alasan untuk dibahas sebelum The Fed menarik kembali dukungannya. Harga emas juga naik hampir 0,9 persen untuk minggu ini dan 2,6 persen untuk bulan ini.
Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures mengatakan data yang menunjukkan kenaikan inflasi inti pada kecepatan yang sedikit lebih lambat dari perkiraan bulan lalu, ditambah dengan dolar yang lebih kuat, telah membebani emas.
Emas secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Haberkorn juga mengatakan: "Emas masih terlihat kuat pada level ini dan fakta bahwa The Fed tidak benar-benar mengatakan apa pun yang akan mengubah arah pembelian aset atau kenaikan suku bunga menambah kekuatan pasar."
Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah juga menurunkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar suku bunga.
Indeks dolar, pengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang telah merosot ke level terendah satu bulan sebelumnya, naik 0,3 persen, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.
Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group, memperkirakan emas akan menembus di bawah 1.770 dolar AS dan perak di bawah 25 dolar AS selama bulan Agustus.
“Ada banyak investor emas dan perak non-tradisional yang membeli logam setelah lonjakan tahun lalu pada Agustus dan harga belum kembali ke level itu, jadi Anda memiliki banyak investor yang mengatakan 'ini tidak terjadi, saya akan memindahkan uang saya ke tempat lain'.”
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 23,5 sen atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada 25,547 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 19,2 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi ditutup pada 1,048,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas melesat 31,2 dolar setelah Fed tak segera naikkan suku bunga
Baca juga: Emas menyusut 10 sen, investor pertimbangkan kebijakan Fed
Baca juga: Harga emas naik tipis didorong melemahnya dolar, fokus pada keputusan Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun tajam 18,6 dolar AS atau 1,01 persen menjadi ditutup pada 1,817,20 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Kamis (29/7/2021), harga emas berjangka melambung 31,2 dolar AS atau 1,73 persen menjadi 1.835,8 dolar AS, penyelesaian tertinggi sejak 16 Juni dan persentase kenaikan satu hari terbesar sejak 6 Mei.
Harga emas berjangka turun tipis 10 sen AS atau 0,01 persen menjadi 1.799,70 dolar AS pada Rabu (28/7/2021), setelah naik 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.799,80 dolar AS pada Selasa (27/7/2021), dan merosot 2,6 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.799,20 dolar AS pada Senin (26/7/2021).
Harga emas mencapai level tertinggi dalam dua minggu pada Kamis (29/7/2021) setelah Powell mengatakan pasar kerja AS masih memiliki beberapa alasan untuk dibahas sebelum The Fed menarik kembali dukungannya. Harga emas juga naik hampir 0,9 persen untuk minggu ini dan 2,6 persen untuk bulan ini.
Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures mengatakan data yang menunjukkan kenaikan inflasi inti pada kecepatan yang sedikit lebih lambat dari perkiraan bulan lalu, ditambah dengan dolar yang lebih kuat, telah membebani emas.
Emas secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Haberkorn juga mengatakan: "Emas masih terlihat kuat pada level ini dan fakta bahwa The Fed tidak benar-benar mengatakan apa pun yang akan mengubah arah pembelian aset atau kenaikan suku bunga menambah kekuatan pasar."
Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah juga menurunkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar suku bunga.
Indeks dolar, pengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang telah merosot ke level terendah satu bulan sebelumnya, naik 0,3 persen, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.
Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group, memperkirakan emas akan menembus di bawah 1.770 dolar AS dan perak di bawah 25 dolar AS selama bulan Agustus.
“Ada banyak investor emas dan perak non-tradisional yang membeli logam setelah lonjakan tahun lalu pada Agustus dan harga belum kembali ke level itu, jadi Anda memiliki banyak investor yang mengatakan 'ini tidak terjadi, saya akan memindahkan uang saya ke tempat lain'.”
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 23,5 sen atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada 25,547 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 19,2 dolar AS atau 1,8 persen, menjadi ditutup pada 1,048,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas melesat 31,2 dolar setelah Fed tak segera naikkan suku bunga
Baca juga: Emas menyusut 10 sen, investor pertimbangkan kebijakan Fed
Baca juga: Harga emas naik tipis didorong melemahnya dolar, fokus pada keputusan Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021