Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah di tengah peningkatan kembali kasus baru COVID-19 di Tanah Air.
Pada pukul 10.04 WIB rupiah melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.496 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.
"Dolar AS masih nampak turun di awal sesi Jumat (23/7), tertekan laporan ekonomi yang buruk di hari Kamis malam, menepis harapan pelaku pasar untuk pelaksanaan tapering stimulus moneter bank sentral AS dalam waktu dekat," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Jumat.
Jumlah klaim pengangguran AS kembali naik menjadi 419.000 klaim secara mingguan di atas konsensus 350.000 klaim.
Data klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi terbesar dunia itu dari pandemi.
Fokus pasar pada hari ini yaitu pada rangkaian laporan indeks manufaktur dan jasa negara-negara utama dunia.
Dari dalam negeri, jumlah kasus baru COVID-19 kembali naik di mana terjadi penambahan 49.509 kasus baru COVID-19 pada Kamis (22/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,03 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun terus meningkat di mana pada Kamis (22/7) kemarin terdapat 1.449 kasus sehingga totalnya mencapai 79.032 kasus.
Meski demikian sebanyak 2,39 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 561.384 kasus.
Pada Kamis (22/7) lalu rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp14.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.543 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat di tengah kembalinya minat pada aset berisiko
Baca juga: Total investasi di Kabupaten Bogor capai Rp9,1 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pada pukul 10.04 WIB rupiah melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.496 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.
"Dolar AS masih nampak turun di awal sesi Jumat (23/7), tertekan laporan ekonomi yang buruk di hari Kamis malam, menepis harapan pelaku pasar untuk pelaksanaan tapering stimulus moneter bank sentral AS dalam waktu dekat," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Jumat.
Jumlah klaim pengangguran AS kembali naik menjadi 419.000 klaim secara mingguan di atas konsensus 350.000 klaim.
Data klaim pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi terbesar dunia itu dari pandemi.
Fokus pasar pada hari ini yaitu pada rangkaian laporan indeks manufaktur dan jasa negara-negara utama dunia.
Dari dalam negeri, jumlah kasus baru COVID-19 kembali naik di mana terjadi penambahan 49.509 kasus baru COVID-19 pada Kamis (22/7) sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,03 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 pun terus meningkat di mana pada Kamis (22/7) kemarin terdapat 1.449 kasus sehingga totalnya mencapai 79.032 kasus.
Meski demikian sebanyak 2,39 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 561.384 kasus.
Pada Kamis (22/7) lalu rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp14.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.543 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat di tengah kembalinya minat pada aset berisiko
Baca juga: Total investasi di Kabupaten Bogor capai Rp9,1 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021