Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta perguruan tinggi yang ada di lingkungan parekraf ikut mencarikan solusi dan inovasi bagi sektor pariwisata dalam menghadapi pandemi.
Saat ini sektor pariwisata memang cukup terdampak oleh adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat karena pandemi COVID-19. Untuk itu inovasi dari akademisi itu sangat diperlukan untuk menangani sektor pariwisata.
"Kita ingin inovasi, karena COVID-19 ini memaksa kita meningkatkan keterampilan up skilling dan risk skilling," kata Sandiaga di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut dia, Kemenparekraf saat ini telah aktif berkolaborasi dengan enam perguruan tinggi yang ada di bawahnya, yakni perguruan tinggi pariwisata yang berada di Medan, Palembang, Bandung, Bali, Lombok, dan Makassar.
Dalam mencari solusi ini, institusi pendidikan menjadi garda terdepan untuk membuat pariwisata tetap bertahan di masa pandemi COVID-19, katanya.
"Karena institusi pendidikan yang melahirkan SDM berkualitas dan berdaya saing. Kami ingin memastikan institusi pendidikan menjadi bagian dari 3G, yakni Gercep, Geber dan Gaspol (gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi)," kata dia.
Ia memprediksi realisasi pemulihan ekonomi di bidang pariwisata pada kuartal ketiga 2021 ini akan meleset dari target yang direncanakan.
Pada kuartal pertama dan kedua 2021, sektor pariwisata telah memasuki tahap pemulihan, namun dengan adanya PPKM Darurat ini sektor pariwisata ditutup. Sehingga ia mengatakan bakal merevisi target pemulihan ekonomi tersebut.
"Tapi kita yakini yang harus dibantu adalah masyarakat yang terbawah. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang paling membutuhkan bantuan kita," katanya.
Baca juga: Menparekraf antisipasi dampak PPKM diperpanjang untuk sektor pariwisata
Baca juga: DPRD Jawa Barat minta Pemprov terus promosikan wisata lewat media sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Saat ini sektor pariwisata memang cukup terdampak oleh adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat karena pandemi COVID-19. Untuk itu inovasi dari akademisi itu sangat diperlukan untuk menangani sektor pariwisata.
"Kita ingin inovasi, karena COVID-19 ini memaksa kita meningkatkan keterampilan up skilling dan risk skilling," kata Sandiaga di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Menurut dia, Kemenparekraf saat ini telah aktif berkolaborasi dengan enam perguruan tinggi yang ada di bawahnya, yakni perguruan tinggi pariwisata yang berada di Medan, Palembang, Bandung, Bali, Lombok, dan Makassar.
Dalam mencari solusi ini, institusi pendidikan menjadi garda terdepan untuk membuat pariwisata tetap bertahan di masa pandemi COVID-19, katanya.
"Karena institusi pendidikan yang melahirkan SDM berkualitas dan berdaya saing. Kami ingin memastikan institusi pendidikan menjadi bagian dari 3G, yakni Gercep, Geber dan Gaspol (gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi)," kata dia.
Ia memprediksi realisasi pemulihan ekonomi di bidang pariwisata pada kuartal ketiga 2021 ini akan meleset dari target yang direncanakan.
Pada kuartal pertama dan kedua 2021, sektor pariwisata telah memasuki tahap pemulihan, namun dengan adanya PPKM Darurat ini sektor pariwisata ditutup. Sehingga ia mengatakan bakal merevisi target pemulihan ekonomi tersebut.
"Tapi kita yakini yang harus dibantu adalah masyarakat yang terbawah. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang paling membutuhkan bantuan kita," katanya.
Baca juga: Menparekraf antisipasi dampak PPKM diperpanjang untuk sektor pariwisata
Baca juga: DPRD Jawa Barat minta Pemprov terus promosikan wisata lewat media sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021