Ada beberapa upaya yang bisa Anda, khususnya kaum hawa lakukan untuk mencegah terkena kanker payudara, salah satunya dengan deteksi dini. Upaya ini juga dapat meningkatkan peluang penyembuhan apabila kanker ditemukan lebih awal.
"Penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab 70 persen pasien ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan pada stadium awal, kesempatan penyembuhan menjadi jauh lebih besar," tutur dokter hematologi onkologi medik sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo seperti dikutip dari siaran pers YKI, Selasa,
Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi. Ada enam langkah yang bisa Anda ikuti yakni berdiri tegak lalu mencermati ada tidaknya perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara atau puting dan pembengkakan.
Setelah itu, angkat kedua lengan ke atas kemudian tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku kedepan dan cermati payudara. Dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
Langkah berikutnya, posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
Selanjutnya, angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba dan menekan area payudara, cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
Setelahnya, cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
Terakhir, pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Gunakan ujung jari-jari untuk menekan-nekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Selain melalui SADARI, deteksi dini kanker payudara juga bisa melalui mesin mamografi. Belum lama ini, YKI menginstalasi mesin mamografi terbaru yakni Mammomat Revelation untuk memberikan pelayanan deteksi dini bagi masyarakat.
Di sisi lain, menerapkan gaya hidup menjadi upaya pencegahan kanker yang tak bisa dilupakan. Prof. Aru mengingatkan Anda melakukan olahraga rutin, menjaga berat badan ideal dengan makan secara tidak berlebihan guna mencegah obesitas dan timbunan lemak yang dapat memicu kanker.
Selain itu, hindarilah merokok dan konsumsi makanan yang mengandung karsinogen seperti pengawet, zat pewarna, daging yang diproses. Sebaiknya pilih makanan sehat yang terdiri dari sayur, buah-buahan.
Di Indonesia, angka kasus kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus baru dan 22.430 pasien di antaranya meninggal dunia, menurut data GLOBOCAN 2020.
Melihat angka kasus ini, YKI berpartisipasi memberikan edukasi sekaligus menyosialisasikan pada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan hingga kiat mengatasi kanker payudara sejak awal melalui berbagai webinar awam. Dokter yang memiliki kompetensi mengenai kanker payudara dan peyintas menjadi narasumber yang dihadirkan dalam webinar itu.
Baca juga: Dokter onkolog sebut benjolan pada payudara belum tentu kanker
Baca juga: Begini cara mendeteksi dini kanker payudara
Baca juga: Filler payudara berbahaya, kata pakar kesehatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab 70 persen pasien ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan pada stadium awal, kesempatan penyembuhan menjadi jauh lebih besar," tutur dokter hematologi onkologi medik sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo seperti dikutip dari siaran pers YKI, Selasa,
Deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi. Ada enam langkah yang bisa Anda ikuti yakni berdiri tegak lalu mencermati ada tidaknya perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara atau puting dan pembengkakan.
Setelah itu, angkat kedua lengan ke atas kemudian tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku kedepan dan cermati payudara. Dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
Langkah berikutnya, posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
Selanjutnya, angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tangan kanan untuk meraba dan menekan area payudara, cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
Setelahnya, cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
Terakhir, pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Gunakan ujung jari-jari untuk menekan-nekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Selain melalui SADARI, deteksi dini kanker payudara juga bisa melalui mesin mamografi. Belum lama ini, YKI menginstalasi mesin mamografi terbaru yakni Mammomat Revelation untuk memberikan pelayanan deteksi dini bagi masyarakat.
Di sisi lain, menerapkan gaya hidup menjadi upaya pencegahan kanker yang tak bisa dilupakan. Prof. Aru mengingatkan Anda melakukan olahraga rutin, menjaga berat badan ideal dengan makan secara tidak berlebihan guna mencegah obesitas dan timbunan lemak yang dapat memicu kanker.
Selain itu, hindarilah merokok dan konsumsi makanan yang mengandung karsinogen seperti pengawet, zat pewarna, daging yang diproses. Sebaiknya pilih makanan sehat yang terdiri dari sayur, buah-buahan.
Di Indonesia, angka kasus kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus baru dan 22.430 pasien di antaranya meninggal dunia, menurut data GLOBOCAN 2020.
Melihat angka kasus ini, YKI berpartisipasi memberikan edukasi sekaligus menyosialisasikan pada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan hingga kiat mengatasi kanker payudara sejak awal melalui berbagai webinar awam. Dokter yang memiliki kompetensi mengenai kanker payudara dan peyintas menjadi narasumber yang dihadirkan dalam webinar itu.
Baca juga: Dokter onkolog sebut benjolan pada payudara belum tentu kanker
Baca juga: Begini cara mendeteksi dini kanker payudara
Baca juga: Filler payudara berbahaya, kata pakar kesehatan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021