Ahli-ahli dari IPB University mendorong pemanfaatan sumber-sumber biofarmaka, bahan alam yang memiliki khasiat sebagai obat.
"Kami bersama-sama di IPB University bersedia untuk bekerja sama memajukan atau memanfaatkan bahan alam Indonesia kita ini untuk tujuan kesejahteraan bersama," kata Kepala Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB University Prof Irmanida Batubara dalam keterangan tertulis institut yang diterima di Jakarta, Jumat.
Irmanida mengatakan bahwa biofarmaka dari tumbuhan, hewan, maupun mikrob memiliki potensi sebagai obat dan nutrasetikal.
Nutrasetikal adalah zat yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, menunda proses penuaan, dan meningkatkan harapan hidup.
Dalam webinar bertajuk "Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia sebagai sumber Biofarmaka" yang dilaksanakan pada Selasa (8/6), Prof Yulin Lestari mewakili Guru Besar Biologi IPB University menyampaikan bahwa Indonesia kaya dengan sumber bahan baku obat.
Peneliti khasiat tabat barito itu juga mengungkapkan potensi pengembangan mikrob sebagai bahan biofarmaka.
Guru Besar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University Prof Ervizal AM Zuhud mengemukakan bahwa pemerintah bisa menjadikan penelitian dan pengembangan potensi biofarmaka sebagai bagian dari strategi pembangunan.
"Strategi kita itu sebetulnya simpel sekali. Solusinya yaitu meneliti dan mengembangkan potensi biofarmaka setiap wilayah berbasis potensi lokal dan etnomedisinnya," kata pakar herbal dan peneliti di Pusat Studi Biofarmaka IPB University itu.
Sementara itu, Dosen dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB University Prof Nahrowi Ramli mengemukakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi fitokimia dari daun, buah, dan kulit tanaman sebagai bahan tambahan pakan pengganti Antibiotic Growth Promotors (AGP) dalam industri peternakan.
"Sekarang fitobiotik yang kita punya masih banyak dari luar, sehingga menjadi ladang yang sangat bagus untuk menghasilkan bahan-bahan fitokimia dari daun dan kulit," kata Prof Nahrowi.
Baca juga: Dosen IPB buat formula antipenuaan dini dengan batang nyirih
Baca juga: Para pakar berkomitmen jadikan Bogor sebagai kota ilmu rujukan dunia
Baca juga: Ahli IPB paparkan strategi pencegahan banjir bandang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami bersama-sama di IPB University bersedia untuk bekerja sama memajukan atau memanfaatkan bahan alam Indonesia kita ini untuk tujuan kesejahteraan bersama," kata Kepala Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB University Prof Irmanida Batubara dalam keterangan tertulis institut yang diterima di Jakarta, Jumat.
Irmanida mengatakan bahwa biofarmaka dari tumbuhan, hewan, maupun mikrob memiliki potensi sebagai obat dan nutrasetikal.
Nutrasetikal adalah zat yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, menunda proses penuaan, dan meningkatkan harapan hidup.
Dalam webinar bertajuk "Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia sebagai sumber Biofarmaka" yang dilaksanakan pada Selasa (8/6), Prof Yulin Lestari mewakili Guru Besar Biologi IPB University menyampaikan bahwa Indonesia kaya dengan sumber bahan baku obat.
Peneliti khasiat tabat barito itu juga mengungkapkan potensi pengembangan mikrob sebagai bahan biofarmaka.
Guru Besar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University Prof Ervizal AM Zuhud mengemukakan bahwa pemerintah bisa menjadikan penelitian dan pengembangan potensi biofarmaka sebagai bagian dari strategi pembangunan.
"Strategi kita itu sebetulnya simpel sekali. Solusinya yaitu meneliti dan mengembangkan potensi biofarmaka setiap wilayah berbasis potensi lokal dan etnomedisinnya," kata pakar herbal dan peneliti di Pusat Studi Biofarmaka IPB University itu.
Sementara itu, Dosen dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB University Prof Nahrowi Ramli mengemukakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi fitokimia dari daun, buah, dan kulit tanaman sebagai bahan tambahan pakan pengganti Antibiotic Growth Promotors (AGP) dalam industri peternakan.
"Sekarang fitobiotik yang kita punya masih banyak dari luar, sehingga menjadi ladang yang sangat bagus untuk menghasilkan bahan-bahan fitokimia dari daun dan kulit," kata Prof Nahrowi.
Baca juga: Dosen IPB buat formula antipenuaan dini dengan batang nyirih
Baca juga: Para pakar berkomitmen jadikan Bogor sebagai kota ilmu rujukan dunia
Baca juga: Ahli IPB paparkan strategi pencegahan banjir bandang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021