Indramayu, 15/11 (ANTARA) - Sejumlah tempat pengolahan ikan kering yang terdapat di daerah pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar) terancam "bangkrut" akibat hujan berkepanjangan mengguyur daerah tersebut.
Seorang pemilik pengolahan ikan kering H Saidi di Indramayu, Senin, mengatakan, memasuki November curah hujan yang melanda kawasan pantura cukup tinggi, sehingga menganggu proses produski ikan kering karena masih mengandalkan panas matahari.
"Musim hujan produski ikan kering di daerah Indramayu terhenti, sehingga sulit dikeringkan dan terancam gulung tikar, karena pesanan dari pelanggan terabaikan," katanya.
Dalam sepekan hanya mampu dikumpulkan kurang dari 50 Kg dengan kualitas rendah, padahal pada musim kemarau satu hari produski kurang dari 200 Kg dan kualitas ikan kering super karena proses pengeringan diterik matahari maksimal.
"Tujuh hari menghasilakn 50 Kg dan ini tidak cukup untuk biaya karyawan. Jika terus begini, pengolahan ikan kering di Indramayu berhenti karena tidak mampu menghasilkan meski bahan baku ikan kering tidak mengalami kendala," katanya.
Harga ikan kering naik dua kali lipat, akibat produksi berkurang sementara kualitasnya rendah dan tidak bertahan lama, karena proses pengeringan terganggu akibat hujan. Selain cepat membusuk, rasa ikan kering kurang gurih.
Sementara itu Usman, pengolah ikan kering lain mengaku jika curah hujan tetap tinggi tempat pengeringan ikan miliknya pasti berhenti, karena tidak mampu produksi secara maksimal.
"Produksi ikan kering membutuhkan panas matahari yang cukup. Jika hujan seperti ini kualitas ikan kering menurun, karena proses alaminya terhambat. Ikan sulit kering dan mudah sekali diserang belatung dan lalat," katanya.
Menurut dia, cuaca seperti membuat ikan cepat membusuk, sehingga kuatir dikirim kepada pelanggan tetap karena kualitas kurang bagus dan kemungkinan dikembalikan.
Pelanggan biasanya menerima ikan berkualitas dan jika ikan yang kurang kering karena cuaca hujan, kuatir dikirim ke palanggan. Tidak tertutup kemungkinan mereka pindah ke tempat lain dan ini yang perlu dijaga, katanya.
Dia berharap pemerintah dapat mengatasi masalah yang dihadapi pengusaha daerah ini, terutama menghadapi datangnya cuaca buruk yang sedang terjadi saat ini. Jika pemerintah membiarkan, pasti semua pengolahan ikan kering akan berhenti produksi.***3***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Seorang pemilik pengolahan ikan kering H Saidi di Indramayu, Senin, mengatakan, memasuki November curah hujan yang melanda kawasan pantura cukup tinggi, sehingga menganggu proses produski ikan kering karena masih mengandalkan panas matahari.
"Musim hujan produski ikan kering di daerah Indramayu terhenti, sehingga sulit dikeringkan dan terancam gulung tikar, karena pesanan dari pelanggan terabaikan," katanya.
Dalam sepekan hanya mampu dikumpulkan kurang dari 50 Kg dengan kualitas rendah, padahal pada musim kemarau satu hari produski kurang dari 200 Kg dan kualitas ikan kering super karena proses pengeringan diterik matahari maksimal.
"Tujuh hari menghasilakn 50 Kg dan ini tidak cukup untuk biaya karyawan. Jika terus begini, pengolahan ikan kering di Indramayu berhenti karena tidak mampu menghasilkan meski bahan baku ikan kering tidak mengalami kendala," katanya.
Harga ikan kering naik dua kali lipat, akibat produksi berkurang sementara kualitasnya rendah dan tidak bertahan lama, karena proses pengeringan terganggu akibat hujan. Selain cepat membusuk, rasa ikan kering kurang gurih.
Sementara itu Usman, pengolah ikan kering lain mengaku jika curah hujan tetap tinggi tempat pengeringan ikan miliknya pasti berhenti, karena tidak mampu produksi secara maksimal.
"Produksi ikan kering membutuhkan panas matahari yang cukup. Jika hujan seperti ini kualitas ikan kering menurun, karena proses alaminya terhambat. Ikan sulit kering dan mudah sekali diserang belatung dan lalat," katanya.
Menurut dia, cuaca seperti membuat ikan cepat membusuk, sehingga kuatir dikirim kepada pelanggan tetap karena kualitas kurang bagus dan kemungkinan dikembalikan.
Pelanggan biasanya menerima ikan berkualitas dan jika ikan yang kurang kering karena cuaca hujan, kuatir dikirim ke palanggan. Tidak tertutup kemungkinan mereka pindah ke tempat lain dan ini yang perlu dijaga, katanya.
Dia berharap pemerintah dapat mengatasi masalah yang dihadapi pengusaha daerah ini, terutama menghadapi datangnya cuaca buruk yang sedang terjadi saat ini. Jika pemerintah membiarkan, pasti semua pengolahan ikan kering akan berhenti produksi.***3***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010