Gubernur Jawa Barat  M Ridwan Kamil meninjau ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung.

Berdasarkan hasil peninjauan, Minggu, bahwa tingkat keterisian kedua rumah sakit tersebut mengalami peningkatan pascalibur Lebaran, tetapi masih dalam kondisi relatif terkendali.

Terjadi lonjakan pascalibur Lebaran yang masa inkubasinya jatuh di minggu-minggu ini. Ini menunjukkan bahwa ketidaktaatan pada imbauan (untuk tidak) mudik membawa kemudaratan seperti ini. Jadi intinya ada kenaikan, tapi masih relatif terkendali.

"Kalau pada saat itu semua taat tidak akan terjadi lonjakan seperti sekarang. Jadi ini tolong diulas di media pentingnya ketaatan itu. Kenapa? karena data pada hari Lebarannya itu rendah. Salah satu persentase (kasus) terendah itu justru di hari Lebaran. Sekarang ada kenaikan," ujar Kang Emil.

Rata-rata tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar mencapai 68 persen. Sedangkan tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung sebesar 85 persen.

"BOR (Bed Occupancy Rate) di Kota Bandung sangat tinggi. Karena 50 persen pasien-pasien dari luar Kota Bandung memilih untuk mendapatkan perawatan COVID-19 di Kota Bandung," ujarnya.

Selain itu, Kang Emil juga melaporkan tingkat keterisian ruang isolasi non-ICU di RSUP Dr. Hasan Sadikin berada di angka 64 persen. Sementara keterisian ruang isolasi ICU mencapai 80 persen.

"Jatah bed untuk pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin masih 26 persen. Dan masih bisa ditingkatkan menjadi 40 persen kalau kira-kira ruang isolasi sekarang naik mendekati penuh, maka ada pergeseran sekitar hampir 200 bed akan dikonversi untuk perawatan pasien COVID-19," tuturnya.

Menurut Kang Emil, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sudah menyiapkan antisipasi manakala peningkatan kasus COVID-19 terus terjadi. Selain menambah kapasitas rumah sakit untuk pasien COVID-19, pusat-pusat isolasi nonrumah sakit bagi pasien tanpa gejala akan ditambah.

"Pemerintah sudah menyiapkan antisipasi. Pertama menaikkan rasio bed untuk COVID-19 menjadi lebih tinggi. Dari rata-rata 20-an persen, ke arah 30-40 persen. Kedua, isolasi-isolasi nonrumah sakit kita siapkan," katanya.

Selain itu, kata Kang Emil, untuk mengendalikan peningkatan kasus COVID-19, aturan pengetatan aktivitas masyarakat akan disiapkan.

"Nanti sudah saya instruksikan diwakili Sekda Kota Bandung kebijakan WFH sedang dihitung, kebijakan nikahan sedang dihitung khususnya Bandung Raya," katanya.

"Termasuk pengetatan-pengetatan yang memang akan jadi pola. Jadi jangan kaget, kalau kasus naik, maka akan diperketat. Mudah-mudahan bisa turun seperti sebelum Lebaran,” katanya.

Baca juga: Keterisian ruang isolasi rumah sakit di Bandung meningkat jadi 86 persen

Baca juga: Gerai McD di Bandung dilarang buat promosi sebabkan kerumunan

 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021