Kasus positif COVID-19 di Pondok Pesantren Bina Madani di Kelurahan Harjasari Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor, Jawa Barat, bertambah menjadi 65 kasus, setelah hasil tes usap (swab) PCR yang diumumkan pada Senin hari ini ada tambahan 33 kasus.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, di Kota Bogor, Senin, mengatakan dari tes usap PCR yang dilakukan Dinas Kesehatan terhadap 421 orang santri dan pengurus Pondok Pesantren Bina Madani, hasilnya diketahui pada Senin hari ini. "Ada 33 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19," katanya.
Menurut Bima Arya, ke-33 orang yang positif COVID-19 itu sudah dievakuasi ke Pusat Isolasi COVID-19 Kota Bogor di Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Bogor.
Sebelumnya, ada 24 santri di pondok pesantren tersebut yang dievakuasi ke Gedung Pusdiklat BPKP dari 32 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19. Delapan santri lainnya menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Menurut Bima Arya, Pondok Pesantren Bina Madani ditutup sementara mulai Ahad (6/6) kemarin, setelah diketahui 32 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19 pada Sabtu (5/6), sampai semuanya sembuh dan sehat.
Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor juga telah mendirikan Posko Gabungan di pondok pesantren tersebut untuk melakukan pengawasan aktivitas di dalam pondok sekaligus memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik.
"Pondok pesantren ini untuk sementara ditutup total. Tidak boleh ada aktivitas keluar dan masuk di ponpes ini. Orang yang di dalam sementara tidak boleh keluar dan orang yang di luar sementara tidak boleh masuk," katanya.
Menurut Bima Arya, aktivitas di dalam pondok pesantren juga dibatasi. Setiap orang di dalam pondok pesantren wajib memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci, dan menghindari kerumunan.
Kebutuhan bahan makanan dan logistik lainnya untuk para santri dan pengurus pondok pesantren, Bima Arya menyatakan, telah menugaskan Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) untuk membantu memasoknya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setempat melakukan tes usap antigen kepada 398 santri di pondok pesantren tersebut, pada Kamis dan Jumat (3-4/6), hasilnya 32 orang santri dinyatakan positif COVID-19.
Dari jumlah tersebut, 24 santri dievakuasi ke Pusat Isolasi COVID-19 di Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Bogor, sedangkan delapan santri lainnya dibawa oleh orang tuanyanya untuk menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Tes usap antigen dilakukan, untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang diusulkan oleh pengurus pondok pesantren tersebut.
Baca juga: Bima Arya minta pesantren di Kota Bogor didata sebelum PTM
Baca juga: 421 santri dan pengurus pesantren di Kota Bogor jalani tes swab PCR
Baca juga: Santri dan pengurus ponpes di Bogor siap jalani tes swab PCR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wali Kota Bogor, Bima Arya, di Kota Bogor, Senin, mengatakan dari tes usap PCR yang dilakukan Dinas Kesehatan terhadap 421 orang santri dan pengurus Pondok Pesantren Bina Madani, hasilnya diketahui pada Senin hari ini. "Ada 33 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19," katanya.
Menurut Bima Arya, ke-33 orang yang positif COVID-19 itu sudah dievakuasi ke Pusat Isolasi COVID-19 Kota Bogor di Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Bogor.
Sebelumnya, ada 24 santri di pondok pesantren tersebut yang dievakuasi ke Gedung Pusdiklat BPKP dari 32 santri yang terkonfirmasi positif COVID-19. Delapan santri lainnya menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Menurut Bima Arya, Pondok Pesantren Bina Madani ditutup sementara mulai Ahad (6/6) kemarin, setelah diketahui 32 santrinya terkonfirmasi positif COVID-19 pada Sabtu (5/6), sampai semuanya sembuh dan sehat.
Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor juga telah mendirikan Posko Gabungan di pondok pesantren tersebut untuk melakukan pengawasan aktivitas di dalam pondok sekaligus memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik.
"Pondok pesantren ini untuk sementara ditutup total. Tidak boleh ada aktivitas keluar dan masuk di ponpes ini. Orang yang di dalam sementara tidak boleh keluar dan orang yang di luar sementara tidak boleh masuk," katanya.
Menurut Bima Arya, aktivitas di dalam pondok pesantren juga dibatasi. Setiap orang di dalam pondok pesantren wajib memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci, dan menghindari kerumunan.
Kebutuhan bahan makanan dan logistik lainnya untuk para santri dan pengurus pondok pesantren, Bima Arya menyatakan, telah menugaskan Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) untuk membantu memasoknya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas setempat melakukan tes usap antigen kepada 398 santri di pondok pesantren tersebut, pada Kamis dan Jumat (3-4/6), hasilnya 32 orang santri dinyatakan positif COVID-19.
Dari jumlah tersebut, 24 santri dievakuasi ke Pusat Isolasi COVID-19 di Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Bogor, sedangkan delapan santri lainnya dibawa oleh orang tuanyanya untuk menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Tes usap antigen dilakukan, untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang diusulkan oleh pengurus pondok pesantren tersebut.
Baca juga: Bima Arya minta pesantren di Kota Bogor didata sebelum PTM
Baca juga: 421 santri dan pengurus pesantren di Kota Bogor jalani tes swab PCR
Baca juga: Santri dan pengurus ponpes di Bogor siap jalani tes swab PCR
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021