Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebut salah satu penyebab banjir bandang yang terjadi di Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akibat terhambatnya normalisasi sungai.
Pasalnya, kata dia, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum sudah menganggarkan Rp15 miliar untuk normalisasi Sungai Cisunggalah yang merupakan anak Sungai Citarum. Namun ada seorang yang bertahan sehingga normalisasi itu belum terlaksana.
"Tapi ada satu orang yang bertahan, jadi tidak terlaksana. Sebelumnya masyarakat sudah mengusulkan dan menyatakan tidak ada ganti rugi," kata Dadang di lokasi banjir bandang, Kamis.
Dari adanya peristiwa tersebut, Dadang memastikan bakal segera menggelar rapat kordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan aparat kewilayahan lainnya untuk mencari solusi.
Menurutnya ia berencana bakal memperbesar sungai menjadi 5 meter lebarnya. Namun untuk saat ini, kata dia, pihak BPBD dan warga setempat telah memasang karung berisi pasir untuk menambal sementara sungai tersebut.
"Nanti yang permanen kita pasang TPT (tembok penahan tanah) supaya lebih stabil dan kontruksinya aman," kata Dadang.
Selain itu, pihaknya juga bakal memberi bantuan untuk pemulihan rumah akibat diterjang banjir bandang tersebut. Karena ada sekitar puluhan rumah yang rusak akibat banjir bandang yang terjadi pada Rabu (3/6) dini hari itu.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan saat ini sepanjang aliran sungai tersebut ada yang sudah dipasang TPT dan ada juga yang belum.
Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mencari solusi terkait adanya warga yang menolak pembuatan TPT tersebut. Karena, kata dia, jangan sampai satu orang menjadi penghambat pembuatan TPT hingga menyebabkan bencana.
"Jadi karena satu jadi terhambat semua, kita akan pertegas menghadapi warga yang tidak setuju hanya satu orang," kata Akhmad.
Baca juga: BPBD Bandung bangun posko darurat banjir bandang Solokan Jeruk
Baca juga: Bupati duga banjir bandang Cigudeg Bogor akibat tambang ilegal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pasalnya, kata dia, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum sudah menganggarkan Rp15 miliar untuk normalisasi Sungai Cisunggalah yang merupakan anak Sungai Citarum. Namun ada seorang yang bertahan sehingga normalisasi itu belum terlaksana.
"Tapi ada satu orang yang bertahan, jadi tidak terlaksana. Sebelumnya masyarakat sudah mengusulkan dan menyatakan tidak ada ganti rugi," kata Dadang di lokasi banjir bandang, Kamis.
Dari adanya peristiwa tersebut, Dadang memastikan bakal segera menggelar rapat kordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan aparat kewilayahan lainnya untuk mencari solusi.
Menurutnya ia berencana bakal memperbesar sungai menjadi 5 meter lebarnya. Namun untuk saat ini, kata dia, pihak BPBD dan warga setempat telah memasang karung berisi pasir untuk menambal sementara sungai tersebut.
"Nanti yang permanen kita pasang TPT (tembok penahan tanah) supaya lebih stabil dan kontruksinya aman," kata Dadang.
Selain itu, pihaknya juga bakal memberi bantuan untuk pemulihan rumah akibat diterjang banjir bandang tersebut. Karena ada sekitar puluhan rumah yang rusak akibat banjir bandang yang terjadi pada Rabu (3/6) dini hari itu.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan saat ini sepanjang aliran sungai tersebut ada yang sudah dipasang TPT dan ada juga yang belum.
Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mencari solusi terkait adanya warga yang menolak pembuatan TPT tersebut. Karena, kata dia, jangan sampai satu orang menjadi penghambat pembuatan TPT hingga menyebabkan bencana.
"Jadi karena satu jadi terhambat semua, kita akan pertegas menghadapi warga yang tidak setuju hanya satu orang," kata Akhmad.
Baca juga: BPBD Bandung bangun posko darurat banjir bandang Solokan Jeruk
Baca juga: Bupati duga banjir bandang Cigudeg Bogor akibat tambang ilegal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021