Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpotensi menguat seiring membaiknya risk appetite atau selera risiko investor.
Pada pukul 10.32 WIB, rupiah menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.267 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto Di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah masih mengikuti perkembangan pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
"Kecenderungan melemahnya dolar AS karena sentimen risk investor yang membaik, didukung oleh pemulihan ekonomi yang lebih cepat di negara-negara besar," ujar Rully.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,873, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,831.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,613 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,615 persen.
Hari ini akan dirilis data tenaga kerja di luar sektor pertanian versi Automatic Data Processing (ADP), data klaim pengangguran mingguan, dan data aktivitas jasa AS . Bila data dirilis lebih baik dari perkiraan, maka dolar AS berpotensi menguat.
Dari domestik, pada hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Mei 2021. Bank Indonesia memprediksi inflasi pada Mei 2021 sebesar 0,28 persen (mtm).
"Dari dalam negeri, sentimen inflasi akan berpengaruh terhadap rupiah," kata Rully.
Menurut Rully, rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp14.260 per dolar AS hingga Rp14.325 per dolar AS.
Pada Senin (31/5) lalu rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.280 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah ditutup positif seiring penguatan mata uang kawasan
Baca juga: IHSG BEI kembali tembus level psikologis 6.000
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pada pukul 10.32 WIB, rupiah menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.267 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.280 per dolar AS.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto Di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah masih mengikuti perkembangan pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
"Kecenderungan melemahnya dolar AS karena sentimen risk investor yang membaik, didukung oleh pemulihan ekonomi yang lebih cepat di negara-negara besar," ujar Rully.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,873, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,831.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,613 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,615 persen.
Hari ini akan dirilis data tenaga kerja di luar sektor pertanian versi Automatic Data Processing (ADP), data klaim pengangguran mingguan, dan data aktivitas jasa AS . Bila data dirilis lebih baik dari perkiraan, maka dolar AS berpotensi menguat.
Dari domestik, pada hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Mei 2021. Bank Indonesia memprediksi inflasi pada Mei 2021 sebesar 0,28 persen (mtm).
"Dari dalam negeri, sentimen inflasi akan berpengaruh terhadap rupiah," kata Rully.
Menurut Rully, rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp14.260 per dolar AS hingga Rp14.325 per dolar AS.
Pada Senin (31/5) lalu rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.280 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah ditutup positif seiring penguatan mata uang kawasan
Baca juga: IHSG BEI kembali tembus level psikologis 6.000
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021