Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin berpotensi menguat dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global.
Pada pukul 9.35 WIB, rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.304 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, rupiah kemungkinan masih berpotensi melanjutkan penguatan pada akhir pekan lalu dengan kabar aliran dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp6,13 triliun selama sepekan terakhir.
"Asing mungkin memanfaatkan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia di masa pandemi ini untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi," ujar Ariston.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,999, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,031.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,581 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,610 persen.
Di sisi lain, penguatan bisa terbatas karena pasar masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global yang mengakibatkan beberapa negara lockdown termasuk negara tetangga Indonesia.
"Ini bisa menghambat pemulihan ekonomi," kata Ariston.
Menurut Ariston, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.260 per dolar AS dengan potensi pelemahan di kisaran Rp14.320 per dolar AS.
Pada Jumat (28/5) lalu, rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.285 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.288 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Senin pagi melemah 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat tipis di akhir pekan
Baca juga: Kurs rupiah berpotensi menguat dibayangi kenaikan yield obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pada pukul 9.35 WIB, rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.304 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, rupiah kemungkinan masih berpotensi melanjutkan penguatan pada akhir pekan lalu dengan kabar aliran dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp6,13 triliun selama sepekan terakhir.
"Asing mungkin memanfaatkan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia di masa pandemi ini untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi," ujar Ariston.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,999, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,031.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,581 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,610 persen.
Di sisi lain, penguatan bisa terbatas karena pasar masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global yang mengakibatkan beberapa negara lockdown termasuk negara tetangga Indonesia.
"Ini bisa menghambat pemulihan ekonomi," kata Ariston.
Menurut Ariston, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.260 per dolar AS dengan potensi pelemahan di kisaran Rp14.320 per dolar AS.
Pada Jumat (28/5) lalu, rupiah ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.285 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.288 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Senin pagi melemah 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat tipis di akhir pekan
Baca juga: Kurs rupiah berpotensi menguat dibayangi kenaikan yield obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021