Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengkhawatirkan melonjaknya kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati bisa membatalkan rencana Pemerintah Kota Bogor melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Juli 2021.
"Kami menyayangkan adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di perumahan ini pada libur Lebaran. Seharusnya, semua orang memahami adanya larangan mudik dari pemerintah," kata Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Jumat.
Dedie A Rachim mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan, karena terus bertambahnya kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor dan sampai Kamis (20/5) sore, telah diketahui 32 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Dedie menegaskan, larangan mudik dari pemerintah tujuannya untuk pencegahan penularan COVID-19 agar tidak ada lonjakan kasus positif setelah libur Lebaran, sehingga pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang, bisa dilaksanakan PTM di sekolah.
"Seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk menahan diri, tidak mudik pada libur Lebaran tahun ini, tapi masih ada yang warga membandel," katanya.
Dedie mengingatkan, para pelajar, mulai dari TK hingga SMA, sudah hampir tiga smester tidak bisa belajar di sekolah. "Mereka belajar dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh, tapi tidak semuanya dapat mengikutinya dengan baik," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah menginstruksikan untuk melakukan persiapan pelaksanaan PTM di sekolah, tapi syaratnya daerah tersebut harus zona hijau atau kuning. "Uji coba juga sudah dilakukan," katanya.
Dedie menegaskan, Kota Bogor statusnya adalah zona oranye yang perlu diturunkan lagi tingkat risikonya menjadi zona kuning untuk bisa melaksanakan PTM.
Warga Kota Bogor, kata dia, seharusnya memiliki kesadaran untuk bersama-sama menurunkan tingkat risiko COVID-19 menjadi zona kuning. Caranya, dengan mematuhi aturan dari pemerintah pusat, yakni terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak mudik pada libur Lebaran.
Karena ada yang mudik dan terjadi lonjakan kasus COVID-19 di perumahan di Kota Bogor, maka Kota Bogor menjadi semakin rentan pada risiko penularan COVID-19.
Baca juga: 73 sekolah di Bogor disiapkan untuk uji coba PTM
Baca juga: Kota Bogor prioritaskan vaksinasi guru menjelang PTM
Baca juga: Kota Bogor siapkan pembelajaran tatap muka mulai Juli 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami menyayangkan adanya lonjakan kasus positif COVID-19 di perumahan ini pada libur Lebaran. Seharusnya, semua orang memahami adanya larangan mudik dari pemerintah," kata Dedie A Rachim, di Kota Bogor, Jumat.
Dedie A Rachim mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan, karena terus bertambahnya kasus positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati Kota Bogor dan sampai Kamis (20/5) sore, telah diketahui 32 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Dedie menegaskan, larangan mudik dari pemerintah tujuannya untuk pencegahan penularan COVID-19 agar tidak ada lonjakan kasus positif setelah libur Lebaran, sehingga pada tahun ajaran baru 2021-2022, mulai Juli mendatang, bisa dilaksanakan PTM di sekolah.
"Seharusnya masyarakat memiliki kesadaran untuk menahan diri, tidak mudik pada libur Lebaran tahun ini, tapi masih ada yang warga membandel," katanya.
Dedie mengingatkan, para pelajar, mulai dari TK hingga SMA, sudah hampir tiga smester tidak bisa belajar di sekolah. "Mereka belajar dari rumah dengan pola pembelajaran jarak jauh, tapi tidak semuanya dapat mengikutinya dengan baik," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah menginstruksikan untuk melakukan persiapan pelaksanaan PTM di sekolah, tapi syaratnya daerah tersebut harus zona hijau atau kuning. "Uji coba juga sudah dilakukan," katanya.
Dedie menegaskan, Kota Bogor statusnya adalah zona oranye yang perlu diturunkan lagi tingkat risikonya menjadi zona kuning untuk bisa melaksanakan PTM.
Warga Kota Bogor, kata dia, seharusnya memiliki kesadaran untuk bersama-sama menurunkan tingkat risiko COVID-19 menjadi zona kuning. Caranya, dengan mematuhi aturan dari pemerintah pusat, yakni terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak mudik pada libur Lebaran.
Karena ada yang mudik dan terjadi lonjakan kasus COVID-19 di perumahan di Kota Bogor, maka Kota Bogor menjadi semakin rentan pada risiko penularan COVID-19.
Baca juga: 73 sekolah di Bogor disiapkan untuk uji coba PTM
Baca juga: Kota Bogor prioritaskan vaksinasi guru menjelang PTM
Baca juga: Kota Bogor siapkan pembelajaran tatap muka mulai Juli 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021