Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Indonesia harus berada di garis terdepan dalam menentang segala bentuk kolonialisme, sesuai dengan tujuan awal Kebangkitan Nasional kala itu.
"Jangan biarkan ada pihak yang membelokkan jalan dari cita-cita kebangsaan yang diletakkan para pendiri negara Republik Indonesia pada tahun 1945," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Haedar mengatakan ketika ada negara yang sewenang-sewenang mengagresi bangsa lain, maka Indonesia layak konsisten menentangnya dan menjadikannya sebagai bagian dari urusan.
Menurut dia, Indonesia wajib membela bangsa yang dizalimi dan menderita akibat penindasan oleh negara lain, karena di dunia saat ini tidak boleh lagi ada praktik kolonialisme.
"Apa haknya suatu negara mengekspansi bangsa lain, padahal Tuhan menciptakan semua umat manusia sama untuk hidup merdeka di seluruh muka bumi," kata dia.
Dalam momentum memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini, Haedar mengajak agar semua pihak meneguhkan komitmen Indonesia atas nilai dan hakikat kemerdekaan, sekaligus meluruskan kiblat keindonesiaan agar tidak salah jalan dalam mencapai tujuan.
Seluruh lapisan bangsa harus bangkit menyadari arti kemerdekaan agar mampu membawa Indonesia menjadi bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, maju, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan.
"Rakyat Indonesia disadarkan akan hak-hak dasarnya untuk bebas dari segala bentuk penindasan, eksploitasi, kekerasan, dan kezaliman yang dilakukan penjajah," kata dia.
Baca juga: Pemerintah tetapkan Idul Fitri 1442 Hijriyah jatuh pada 13 Mei
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah sebut menaati protokol kesehatan wujud aktualisasi ketakwaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Jangan biarkan ada pihak yang membelokkan jalan dari cita-cita kebangsaan yang diletakkan para pendiri negara Republik Indonesia pada tahun 1945," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Haedar mengatakan ketika ada negara yang sewenang-sewenang mengagresi bangsa lain, maka Indonesia layak konsisten menentangnya dan menjadikannya sebagai bagian dari urusan.
Menurut dia, Indonesia wajib membela bangsa yang dizalimi dan menderita akibat penindasan oleh negara lain, karena di dunia saat ini tidak boleh lagi ada praktik kolonialisme.
"Apa haknya suatu negara mengekspansi bangsa lain, padahal Tuhan menciptakan semua umat manusia sama untuk hidup merdeka di seluruh muka bumi," kata dia.
Dalam momentum memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini, Haedar mengajak agar semua pihak meneguhkan komitmen Indonesia atas nilai dan hakikat kemerdekaan, sekaligus meluruskan kiblat keindonesiaan agar tidak salah jalan dalam mencapai tujuan.
Seluruh lapisan bangsa harus bangkit menyadari arti kemerdekaan agar mampu membawa Indonesia menjadi bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, maju, adil, dan makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan.
"Rakyat Indonesia disadarkan akan hak-hak dasarnya untuk bebas dari segala bentuk penindasan, eksploitasi, kekerasan, dan kezaliman yang dilakukan penjajah," kata dia.
Baca juga: Pemerintah tetapkan Idul Fitri 1442 Hijriyah jatuh pada 13 Mei
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah sebut menaati protokol kesehatan wujud aktualisasi ketakwaan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021