Soreang, 25/9 (ANTARA) - Warga korban gempa bumi Kecamatan Pangalengnan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak jadi memboikot Pilkada 2010 karena sekitar 80 persen dari mereka menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara, Minggu (29/8).

"Ancaman boikot yang sempat diungkapkan warga Pangalengan saat itu, hanya ungkapan emosional." kata salah seorang aktivis lingkungan Kabupaten Bandung, Nana Sukman, Sabtu.

Menurut Nana, pada hari pemungutan suara, Minggu (29/8), warga Kecamatan Pangalengan termasuk korban gempa bimi berkekuatan 7,3 Skala Richter tersebut, diharapkan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing.

Ia menilai "keberhasilan" Pilkada 2010 Kabupaten Bandung di wilayah yang sebagian penduduknya mengancam boikot pesta demokrasi ini, merupakan hasil kerjka keras penyelenggara Pilkada, termasuk aparat hingga tingkat RT.

Sejumlah pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Bandung yang datang ke Pangalengan, kata Nana juga memiliki andil dalam menyosialisasikan pemilihan calon bupati/wakil bupati masa kerja 2010-2015 ini.

Tapi, dalam Pilkada 2010 Kabupaten Bandung putaran kedua nanti, Nana meragukan partisipasi warga Kecamatan Pangalengan yang berada di kawasan perkebunan, karena mereka banyak yang tidak mengetahui Pilkada putaran kedua.

"Untuk Pilkada putaran pertama boleh dibilang sukses. Tapi untuk putaran kedua, kami belum bisa memprediksinya, apakah mereka juga akan menggunakan hak pilihnya atau tidak di TPs nanti," kata Nana.

Sementara di kawasan penduduk yang sebagian warganya menjadi korban banjir Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, partisipasi pemilih mencaapai 65 persen, sama dengan tingkat partisipasi pemilih tingkat Kabupaten Bandung.

Menurut Ketua RT 02/20 Kampung Cieunteung, Dede Sobandi, pada hari pemungutan suara hampir semua warga Kampung Cieunteung menggunakan hak politiknya untuk memilih calon bupati/wakil bupati di empat TPS yang ada di sana.***1***

(U.pso-156/B/Y003/Y003) 25-09-2010 17:32:39

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010