Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FKUI/KSM Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSCM menjalin kerja sama dengan Fujita Health University (FHU), Jepang.
"Ini sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan para staf pengajar, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FKUI," kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan sebagai akademisi pengajar harus bersinergi dan bergandengan tangan dengan pemerintah, industri, dan masyarakat dalam memerangi krisis kesehatan.
"Ini juga merupakan kesempatan untuk menggunakan potensi penuh kami sebagai perguruan tinggi untuk memainkan peran penting di garis depan pertempuran global melawan krisis melalui penelitian, pendidikan inovatif, dan layanan masyarakat," katanya.
Ia berharap UI dapat bekerja sama dengan Fujita Health University dalam hal pertukaran pelajar, konferensi bersama, penelitian, dan banyak kemungkinan kolaborasi lainnya terutama di bidang medis.
President of Fujita Health University Prof. Eiichi Saitoh mengatakan sebelum MoU ini terlaksana, Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSCM-FKUI telah menjalin hubungan baik dengan melakukan pertemuan informal.
Pada Februari 2020, tim dari Fujita Health University berencana untuk berkunjung ke FKUI dalam rangkaian acara seminar dan workshop oleh Japanese Society Dysphagia Rehabilitation bersamaan dengan rencara peresmian Indonesian Society Dysphagia Rehabilitation, yang seharusnya berjalan di bulan Maret 2020 namun tertunda karena adanya pandemi COVID-19.
"Harapannya, kerja sama ini dapat memfasilitasi mobilisasi staf pengajar dan PPDS antara kedua universitas, pertukaran ilmu, serta kerja sama dalam riset dan publikasi,” kata dosen FKUI, dr Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K),
Kerja sama yang akan dilakukan UI dan Fujita meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan peningkatan kompetensi pelayanan rehabilitasi medik di rumah sakit pendidikan, pertukaran dan kunjungan staf medik, pertukaran mahasiswa, dan residen dalam bentuk pelatihan atau program elektif; kesempatan mengikuti program fellowship bagi staf medik; dan penyelenggaraan seminar bersama atau workshop.
Selain itu, akan dilakukan juga kerja sama di bidang penelitian melalui berbagai kegiatan kolaborasi riset, dan kerja sama dalam bidang pelayanan, meliputi pertukaran informasi, material, dan bimbingan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, serta kunjungan staf medis dan non-medis untuk observasi pelayanan di rumah sakit.
Baca juga: FKUI jadi fakultas studi kedokteran terbaik di Indonesia
Baca juga: FKUI ikut andil uji klinis perawatan COVID terbesar di dunia
Baca juga: Dekan FKUI bukukan catatan seputar pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Ini sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan para staf pengajar, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FKUI," kata Rektor UI Prof. Ari Kuncoro di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan sebagai akademisi pengajar harus bersinergi dan bergandengan tangan dengan pemerintah, industri, dan masyarakat dalam memerangi krisis kesehatan.
"Ini juga merupakan kesempatan untuk menggunakan potensi penuh kami sebagai perguruan tinggi untuk memainkan peran penting di garis depan pertempuran global melawan krisis melalui penelitian, pendidikan inovatif, dan layanan masyarakat," katanya.
Ia berharap UI dapat bekerja sama dengan Fujita Health University dalam hal pertukaran pelajar, konferensi bersama, penelitian, dan banyak kemungkinan kolaborasi lainnya terutama di bidang medis.
President of Fujita Health University Prof. Eiichi Saitoh mengatakan sebelum MoU ini terlaksana, Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSCM-FKUI telah menjalin hubungan baik dengan melakukan pertemuan informal.
Pada Februari 2020, tim dari Fujita Health University berencana untuk berkunjung ke FKUI dalam rangkaian acara seminar dan workshop oleh Japanese Society Dysphagia Rehabilitation bersamaan dengan rencara peresmian Indonesian Society Dysphagia Rehabilitation, yang seharusnya berjalan di bulan Maret 2020 namun tertunda karena adanya pandemi COVID-19.
"Harapannya, kerja sama ini dapat memfasilitasi mobilisasi staf pengajar dan PPDS antara kedua universitas, pertukaran ilmu, serta kerja sama dalam riset dan publikasi,” kata dosen FKUI, dr Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K),
Kerja sama yang akan dilakukan UI dan Fujita meliputi bidang pendidikan, penelitian, dan peningkatan kompetensi pelayanan rehabilitasi medik di rumah sakit pendidikan, pertukaran dan kunjungan staf medik, pertukaran mahasiswa, dan residen dalam bentuk pelatihan atau program elektif; kesempatan mengikuti program fellowship bagi staf medik; dan penyelenggaraan seminar bersama atau workshop.
Selain itu, akan dilakukan juga kerja sama di bidang penelitian melalui berbagai kegiatan kolaborasi riset, dan kerja sama dalam bidang pelayanan, meliputi pertukaran informasi, material, dan bimbingan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, serta kunjungan staf medis dan non-medis untuk observasi pelayanan di rumah sakit.
Baca juga: FKUI jadi fakultas studi kedokteran terbaik di Indonesia
Baca juga: FKUI ikut andil uji klinis perawatan COVID terbesar di dunia
Baca juga: Dekan FKUI bukukan catatan seputar pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021