Dinas Kesehatan Kota Bogor menjadikan kakek berusia 104 tahun yang menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 dosis kedua sebagai contoh bagi orang lanjut usia (lansia) warga Kota Bogor agar tidak takut menjalani vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Rabu, mengatakan lansia di Kota Bogor memiliki beberapa karakter beragam.
"Lansia yang berada di perkotaan antusias untuk menjalani vaksinasi, sebaliknya lansia yang berada di pinggiran kota tidak antusias," katanya.
Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, lansia yang tinggal di pinggiran kota, ada menolak untuk divaksinasi dengan alasan takut, ada yang tidak mendapat izin dari keluarganya, serta ada yang beralasan sulit menjangkau lokasi vaksinasi.
Kakek berusia 104 tahun bernama Wirjawan Hardjamulia datang ke Rumah Sakit Vania, Kota Bogor, diantar oleh putrinya untuk menjalani penyuntikan vaksin dosis kedua, pada Selasa (20/4), agar menjadi contoh bagi para lansia lainnya di Kota Bogor.
Kakek Wirjawan yang telah uzur ketika tiba di Rumah Sakit Vania tampak menggunakan kursi roda yang didorong oleh putrinya, tapi kondisi fisiknya tampak sehat. Ketika menjalani skrining sebelum divaksinasi, tim dokter juga menyatakan sehat.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, yang turut menyaksikan saat kakek Wirjawan menjalani vaksinasi dosis kedua, memberikan apresiasi karena bersikap disiplin dalam menjalani vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Menurut Bima Arya, dirinya juga menemukan lansia di Kota Bogor yang enggan mengikuti program vaksinasi, dengan beberapa alasan, seperti takut, tidak mendapat izin, atau rumahnya jauh dari tempat vaksinasi.
Karena itu, Dinas Kesehatan melakukan upaya jemput bola untuk memudahkan lansia menjalani vaksinasi, yakni dengan menyediakan tempat vaksinasi di rumah sakit dan puskesmas.
"Kami menargetkan sekitar 100 lansia per hari yang menjalani vaksinasi di setiap rumah sakit dan puskesmas, tapi realisasinya hanya sekitar 20 hingga 30 orang lansia per hari," kata Retno.
Menurut Retno, dalam upaya mempercepat penyelesaian target vaksinasi untuk lansia, Dinas Kesehatan juga melakukan jemput bola yakni lebih mendekatkan diri pada domisili lansia.
Dinas Kesehatan pernah melaksanakan vaksinasi bagi lansia di kantor Kecamatan Bogor Utara, di kantor kelurahan, di gedung sekolah dan bahkan di kediaman seorang bidan.
Retno berharap lansia dan keluarganya yang tinggal di pinggiran Kota Bogor lebih aktif mendatangi rumah sakit, puskesmas atau tempat pelaksanaan vaksinasi yang telah ditetapkan.
Retno menjelaskan berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), lansia yang menjado sasaran penerima vaksin COVID-19 di Kota Bogor ada sebanyak 95.371 orang. Dari jumlah tersebut, yang telah menjalani vaksinasi dosis pertama 28.817 orang (30,22 persen), serta yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua 9.363 orang (9,82 persen).
Baca juga: Total 11.269.213 penduduk Indonesia telah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Dinkes Garut mulai vaksinasi massal lansia
Baca juga: Tambah mengerikan kondisi korban COVID di India
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Rabu, mengatakan lansia di Kota Bogor memiliki beberapa karakter beragam.
"Lansia yang berada di perkotaan antusias untuk menjalani vaksinasi, sebaliknya lansia yang berada di pinggiran kota tidak antusias," katanya.
Menurut Retno, panggilan Sri Nowo Retno, lansia yang tinggal di pinggiran kota, ada menolak untuk divaksinasi dengan alasan takut, ada yang tidak mendapat izin dari keluarganya, serta ada yang beralasan sulit menjangkau lokasi vaksinasi.
Kakek berusia 104 tahun bernama Wirjawan Hardjamulia datang ke Rumah Sakit Vania, Kota Bogor, diantar oleh putrinya untuk menjalani penyuntikan vaksin dosis kedua, pada Selasa (20/4), agar menjadi contoh bagi para lansia lainnya di Kota Bogor.
Kakek Wirjawan yang telah uzur ketika tiba di Rumah Sakit Vania tampak menggunakan kursi roda yang didorong oleh putrinya, tapi kondisi fisiknya tampak sehat. Ketika menjalani skrining sebelum divaksinasi, tim dokter juga menyatakan sehat.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, yang turut menyaksikan saat kakek Wirjawan menjalani vaksinasi dosis kedua, memberikan apresiasi karena bersikap disiplin dalam menjalani vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Menurut Bima Arya, dirinya juga menemukan lansia di Kota Bogor yang enggan mengikuti program vaksinasi, dengan beberapa alasan, seperti takut, tidak mendapat izin, atau rumahnya jauh dari tempat vaksinasi.
Karena itu, Dinas Kesehatan melakukan upaya jemput bola untuk memudahkan lansia menjalani vaksinasi, yakni dengan menyediakan tempat vaksinasi di rumah sakit dan puskesmas.
"Kami menargetkan sekitar 100 lansia per hari yang menjalani vaksinasi di setiap rumah sakit dan puskesmas, tapi realisasinya hanya sekitar 20 hingga 30 orang lansia per hari," kata Retno.
Menurut Retno, dalam upaya mempercepat penyelesaian target vaksinasi untuk lansia, Dinas Kesehatan juga melakukan jemput bola yakni lebih mendekatkan diri pada domisili lansia.
Dinas Kesehatan pernah melaksanakan vaksinasi bagi lansia di kantor Kecamatan Bogor Utara, di kantor kelurahan, di gedung sekolah dan bahkan di kediaman seorang bidan.
Retno berharap lansia dan keluarganya yang tinggal di pinggiran Kota Bogor lebih aktif mendatangi rumah sakit, puskesmas atau tempat pelaksanaan vaksinasi yang telah ditetapkan.
Retno menjelaskan berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), lansia yang menjado sasaran penerima vaksin COVID-19 di Kota Bogor ada sebanyak 95.371 orang. Dari jumlah tersebut, yang telah menjalani vaksinasi dosis pertama 28.817 orang (30,22 persen), serta yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua 9.363 orang (9,82 persen).
Baca juga: Total 11.269.213 penduduk Indonesia telah jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Dinkes Garut mulai vaksinasi massal lansia
Baca juga: Tambah mengerikan kondisi korban COVID di India
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021