Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memuji sikap Indonesia yang mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan melaksanakan Resolusi 2231 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menlu Zarif dalam pertemuan dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi di Jakarta, Senin, dalam kunjungan yang disebut Iran sebagai “diplomasi Ramadhan”.

Sementara itu, Menlu RI mengapresiasi tren persahabatan yang berkembang antara kedua negara khususnya di bidang ekonomi, dan menyampaikan harapan agar kedua negara dapat memfasilitasi hubungan bisnis melalui Komisi Bisnis Bersama Iran-Indonesia serta kesepakatan-kesepakatan yang sedang dinegosiasikan.

Kedua menlu juga saling bertukar pandangan tentang perkembangan terbaru dalam proses perdamaian Afghanistan, dan dukungan terhadap hukum internasional.

“Dalam pertemuan tersebut, Zarif merujuk pada 70 tahun hubungan persahabatan antara Iran dan Indonesia, dan memuji sikap Jakarta yang berprinsip di Dewan Keamanan PBB dalam mempertahankan JCPOA,” demikian keterangan tertulis Kemlu Iran.

Mengekspresikan kegembiraan dengan meningkatnya tingkat hubungan perdagangan antara kedua negara, Zarif merujuk pada kapasitas besar untuk hubungan bisnis bilateral, dan menyoroti perlunya mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan preferensial antara kedua negara.

Dia juga mengungkapkan kesiapan pihak Iran untuk kelanjutan negosiasi dalam hal ini.

Sebelumnya dalam pertemuan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di Austria, awal Maret lalu, Indonesia meminta Amerika Serikat untuk kembali ke meja perundingan guna menyelesaikan isu nuklir Iran sesuai dengan komitmen yg tertuang dalam JCPOA, serta meminta AS dan Iran bekerja sama dengan IAEA untuk memenuhi kewajibannya dalam JCPOA.

Dalam pertemuan itu, Wakil Tetap RI untuk Austria dan PBB Darmansjah Djumala menyampaikan keprihatinan atas penarikan diri AS dari JCPOA dan penerapan kembali sanksi unilateral kepada Iran, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Wina.

Namun, pada kesempatan itu Indonesia juga menyambut baik sinyal positif dari pemerintah AS untuk kembali terlibat melalui forum multilateral dalam isu ini.

Baca juga: Iran akan larang IAEA awasi nuklir jika AS tidak cabut sanksi

Baca juga: IAEA benarkan Iran mulai proses pengayaan uranium kemurnian 60 persen

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021