Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah menyusul pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang cenderung longgar atau dovish.
Pada pukul 9.56 WIB, rupiah melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.619 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.603 per dolar AS.
"Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell semalam menegaskan bahwa sangat tidak mungkin menaikkan suku bunga sebelum tahun 2022 dan pembelian obligasi bulanan masih akan tetap stabil sampai ekonomi mencapai tujuannya," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 1,63 persen setelah Powell mengatakan bank sentral AS tersebut akan mengurangi pembelian obligasi sebelum menaikkan suku bunga.
Indeks dolar berada di level 91,67, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,69.
Selanjutnya pada hari ini investor akan menantikan sejumlah data ekonomi penting dari AS seperti core retail sales, retail sales, Philadelphia Fed Manufacturing Index, unemployment claims serta Empire State Manufacturing Index yang dirilis bersamaan pukul 19.30 WIB dan data Industrial Production AS pukul 20.15 WIB.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.590 per dolar AS hingga Rp14.635 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Rabu (14/4) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.605 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah relatif datar di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Kurs rupiah relatif datar seiring penurunan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Pada pukul 9.56 WIB, rupiah melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.619 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.603 per dolar AS.
"Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell semalam menegaskan bahwa sangat tidak mungkin menaikkan suku bunga sebelum tahun 2022 dan pembelian obligasi bulanan masih akan tetap stabil sampai ekonomi mencapai tujuannya," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 1,63 persen setelah Powell mengatakan bank sentral AS tersebut akan mengurangi pembelian obligasi sebelum menaikkan suku bunga.
Indeks dolar berada di level 91,67, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,69.
Selanjutnya pada hari ini investor akan menantikan sejumlah data ekonomi penting dari AS seperti core retail sales, retail sales, Philadelphia Fed Manufacturing Index, unemployment claims serta Empire State Manufacturing Index yang dirilis bersamaan pukul 19.30 WIB dan data Industrial Production AS pukul 20.15 WIB.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.590 per dolar AS hingga Rp14.635 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Rabu (14/4) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.605 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah 15 poin
Baca juga: Kurs rupiah relatif datar di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Kurs rupiah relatif datar seiring penurunan imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021