Bandung, 13/8 (ANTARA) - PLN merencanakan pemadaman listrik dalam rangka perbaikan jaringan dilakukan tengah malam hingga dinihari untuk mengurangi risiko ketidaknyamanan konsumen.

"Sudah dicobakan, perbaikan jaringan yang diikuti pemadaman listrik pada malam hari. Diharapkan ketidaknyamanan konsumen bisa diminimalisir, namun tetap dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu," kata Deputy Manajer Komunikasi PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) Adang Djarkasih di Bandung, Jumat.

Menurut Adang, pemadaman listrik dalam rangka perbaikan jaringan selama ini masih dilakukan pada siang hari. Hal itu dilakukan dalam rangka menjaga keamanan saat dilakukan perbaikan jaringan baik bagi konsumen maupun petugas perbaikan dari PLN.

Namun dengan dialihkan menjadi malam hari, terutama tengah malam, kata Adang minimal tingkat gangguan bagi konsumen bisa diminimalisasi.

"Meski demikian kami masih melakukan pengkajian baik buruknya," kata Adang.

Meski proses pemadaman listrik pada saat perbaikan jaringan masih dilakukan, kata Adang, sejak awal Agustus 2010 lama pemadamannya dikurangi dari delapan jam menjadi 3 jam 45 menit.

"Sebelumnya pemadaman dalam rangka perbaikan jaringan delapan jam, sekarang paling lambat tiga jam 45 menit sudah terang kembali," kata Adang.

Kecepatan perbaikan jaringan itu, kata Adang, karena PLN menggunakan sistem baru yakni dengan memperpendek areal atau jaringan yang diperbaiki. Sebelumnya pemadaman dilakukan dari sistem penyulang, sedangkan pemadaman saat ini dilakukan parsial dengan luasan yang lebih sempit.

"Sekarang pemadaman dilakuan dari gardu, bukan dari satu penyulang. Sehingga areal yang padam lebih sedikit dan proses perbaikannya bisa lebih cepat," kata Adang.

Bilapun dilakukan perbaikan jaringan pada malam hari, kata Adang, tetap areal pemadaman tidak terlalu luas sehingga tingkat kenyamanan pelanggan di area yang tidak dilakukan perbaikan tidak terbanggu dan tetap bisa menikmati aliran listrik.

Sementara itu terkait konsumsi listrik pada Bulan Puasa ini, menurut Adang tidak ada masalah karena tidak ada perubahan beban puncak yang signifikan.

"Beban puncak tertinggi terjadi pada Juli lalu yakni 6.154 MW pada malam hari dan 5.528 pada siang hari. Sedangkan Agustus 2010 ini diprediksi menurun," kata Adang Djarkasih.

Bulan Puasa, kata Adang tidak merubah pola konsumsi listrik dari pelanggan. Aktivitas kegiatan sahur tidak terlalu meningkatkan konsumsi listrik pada pagi hari.***2***
(U.S033/B/Y008/Y008) 13-08-2010 14:17:42

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010