Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup stagnan jelang libur Hari Raya Paskah.
Rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya yaitu di level Rp14.525 per dolar AS.
"Rupiah terbantu sentimen stabilnya yield US Treasury dan indeks dolar," kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Indeks dolar melemah ke level 93 hari ini pasca-kenaikan yang cukup tajam seminggu terakhir. Defisit APBN AS yang kemungkinan semakin membengkak tahun depan, menjadi sentimen negatif bagi pergerakan dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya.
Sementara itu imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,72 persen setelah sempat naik tajam di atas 1,77 persen.
Para pelaku pasar akan menanti data pasar tenaga kerja pada Jumat (2/4) untuk melihat bagaimana pergerakan ekonomi AS dan imbal hasil obligasi AS ke depannya.
"Data unemployment yang turun lebih cepat diperkirakan dapat mendorong kenaikan yield US Treasury kembali," ujar Ahmad.
Dari domestik Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2021 sebesar 0,08 persen. Dengan inflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Januari-Maret 2021 tercatat sebesar 0,44 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,37 persen.
"Inflasi yang rendah tersebut kemungkinan masih disebabkan rendahnya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19," kata Ahmad.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.528 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.525 per dolar AS hingga Rp14.582 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah melemah Rp14.577 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.572 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah melemah dipicu ekspektasi membaiknya ekonomi AS
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah 10 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya yaitu di level Rp14.525 per dolar AS.
"Rupiah terbantu sentimen stabilnya yield US Treasury dan indeks dolar," kata Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Indeks dolar melemah ke level 93 hari ini pasca-kenaikan yang cukup tajam seminggu terakhir. Defisit APBN AS yang kemungkinan semakin membengkak tahun depan, menjadi sentimen negatif bagi pergerakan dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya.
Sementara itu imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,72 persen setelah sempat naik tajam di atas 1,77 persen.
Para pelaku pasar akan menanti data pasar tenaga kerja pada Jumat (2/4) untuk melihat bagaimana pergerakan ekonomi AS dan imbal hasil obligasi AS ke depannya.
"Data unemployment yang turun lebih cepat diperkirakan dapat mendorong kenaikan yield US Treasury kembali," ujar Ahmad.
Dari domestik Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2021 sebesar 0,08 persen. Dengan inflasi tersebut, maka inflasi tahun kalender Januari-Maret 2021 tercatat sebesar 0,44 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,37 persen.
"Inflasi yang rendah tersebut kemungkinan masih disebabkan rendahnya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19," kata Ahmad.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.528 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.525 per dolar AS hingga Rp14.582 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah melemah Rp14.577 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.572 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah melemah dipicu ekspektasi membaiknya ekonomi AS
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah 10 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021