Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhonono (AHY) berharap Moeldoko untuk mengakui jika telah tertipu oleh makelar politik dalam KLB Deli Serdang.
"Pertanyaannya, beranikah Moeldoko mengakui pernah atau tertipu oleh para makelar politik," kata AHY dalam jumpa pers menanggapi pernyataan Moeldoko di Jakarta, Senin.
AHY menegaskan kumpulan orang-orang yang hadir dalam kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang tidak lebih dari orang-orang yang melawan hukum.
AHY mengatakan, bagaimana mungkin Moeldoko mengakui sebagai ketua, jika KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Demokrat yang sudah disahkan pemerintah pada 2020.
Selain itu, kata AHY, setelah tiga minggu tidak memberikan pernyataan, ternyata Moeldoko tidak mampu memberikan pernyataan yang bernas. Malah seolah menghasut dengan pertentangan idiologi. Sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomani sebagai bangsa yang beradab.
"Apalagi etika keperwiraan dan keprajuritan," tegas AHY.
Menurut AHY, kader Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara, mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.
AHY menegaskan pihaknya membuka pintu maaf kepada Moeldoko, meskipun para kader dan simpatisan demokrat sangat marah dan kecewa, yang telah membegal demokrat dan merusak demokrasi.
Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Kemenkumham masih meneliti berkas Partai Demokrat hasil KLB
Baca juga: PN Jakpus gelar sidang perdana gugatan Jhoni Allen ke AHY
Baca juga: Dede Yusuf analogikan rumah diambil alih, maka lapor pihak berwajib
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Pertanyaannya, beranikah Moeldoko mengakui pernah atau tertipu oleh para makelar politik," kata AHY dalam jumpa pers menanggapi pernyataan Moeldoko di Jakarta, Senin.
AHY menegaskan kumpulan orang-orang yang hadir dalam kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang tidak lebih dari orang-orang yang melawan hukum.
AHY mengatakan, bagaimana mungkin Moeldoko mengakui sebagai ketua, jika KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Demokrat yang sudah disahkan pemerintah pada 2020.
Selain itu, kata AHY, setelah tiga minggu tidak memberikan pernyataan, ternyata Moeldoko tidak mampu memberikan pernyataan yang bernas. Malah seolah menghasut dengan pertentangan idiologi. Sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomani sebagai bangsa yang beradab.
"Apalagi etika keperwiraan dan keprajuritan," tegas AHY.
Menurut AHY, kader Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara, mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.
AHY menegaskan pihaknya membuka pintu maaf kepada Moeldoko, meskipun para kader dan simpatisan demokrat sangat marah dan kecewa, yang telah membegal demokrat dan merusak demokrasi.
Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua umum Partai Demokrat melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Kemenkumham masih meneliti berkas Partai Demokrat hasil KLB
Baca juga: PN Jakpus gelar sidang perdana gugatan Jhoni Allen ke AHY
Baca juga: Dede Yusuf analogikan rumah diambil alih, maka lapor pihak berwajib
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021