Wakil Rektor UI Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia Prof Abdul Haris mengatakan bahwa Perpustakaan UI sebagai salah satu fasilitas penunjang akademik utama untuk pembelajaran, pengajaran, dan penelitian yang memiliki visi menjadi perpustakaan universitas riset kelas dunia.
"Sejak tahun lalu, perpustakaan telah membatasi hampir semua layanan fisik mereka dan telah mengubah sebagian besar layanan menjadi layanan berbasis online," kata Abdul Haris dalam keterangan di Depok, Jawa Barat, Minggu.
Menurut dia tantangan yang dihadapi karena pandemi COVID-19 pada 2021 tumbuh lebih besar dari tahun sebelumnya.
"Perpustakaan UI ingin mengeksplorasi tren dan isu yang dihadapi perpustakaan universitas pada umumnya, dan di Asia Tenggara pada khususnya, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut," katanya.
Untuk itu, kata dia, Perpustakaan UI telah menggelar webinar internasional bertajuk “Trends and Issues in Southeast Asian Academic Libraries 2021” yang menampilkan beberapa "best practice" (praktik terbaik) dalam pengelolaan perpustakaan akademik, antara lain pengembangan koleksi, berbagai layanan perpustakaan, penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi, serta inovasi lain yang dapat diterapkan selama dan setelah pandemi.
"Webinar ini diharapkan dapat saling memberi masukan dan inspirasi bagi layanan perpustakaan perguruan tinggi untuk mendongkrak peran dan fungsinya dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh,” kata Abdul Haris.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Prof Nizam mengatakan pustakawan berperan membantu mahasiswa dan akademis untuk menavigasi dalam lautan informasi. Kolaborasi antara perpustakaan sangat penting untuk dikembangkan, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
"Dengan webinar ini akan menumbuhkan ide baru, inovasi baru, kolaborasi baru, memperkuat kolaborasi yang telah ada, dan memperkuat jaringan regional perpustakaan," katanya.
Kepala UPT Perpustakaan UI Utami Budi Rahayu Hariyadi mengatakan perubahan layanan pengguna dan kegiatan operasional perpustakaan harus dilakukan dalam merespon situasi pandemi yang masih terus terjadi.
Di satu sisi, perpustakaan harus meningkatkan pengembangan sumber daya elektronik serta layanan teknologi berbasis daring, namun di sisi lain terjadi pengurangan anggaran karena faktor ekonomi.
Dalam kondisi tersebut, Perpustakaan UI ingin menggali lebih jauh, tren dan isu apa saja yang dihadapi oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi di dunia pada umumnya, wilayah Asia Tenggara pada khususnya, serta apa yang dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut.
Materi pada webinar dikemas dalam bentuk paparan narasumber dan diskusi dengan menggunakan aplikasi menti.com. Webinar ini diharapkan memberikan masukan dan inspirasi bagi layanan perpustakaan perguruan tinggi untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi UI sediakan perpustakaan mini dan taman bermain di Depok
Baca juga: UI AKAN PUNYA PERPUSTAKAAN TERBESAR DI DUNIA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Sejak tahun lalu, perpustakaan telah membatasi hampir semua layanan fisik mereka dan telah mengubah sebagian besar layanan menjadi layanan berbasis online," kata Abdul Haris dalam keterangan di Depok, Jawa Barat, Minggu.
Menurut dia tantangan yang dihadapi karena pandemi COVID-19 pada 2021 tumbuh lebih besar dari tahun sebelumnya.
"Perpustakaan UI ingin mengeksplorasi tren dan isu yang dihadapi perpustakaan universitas pada umumnya, dan di Asia Tenggara pada khususnya, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut," katanya.
Untuk itu, kata dia, Perpustakaan UI telah menggelar webinar internasional bertajuk “Trends and Issues in Southeast Asian Academic Libraries 2021” yang menampilkan beberapa "best practice" (praktik terbaik) dalam pengelolaan perpustakaan akademik, antara lain pengembangan koleksi, berbagai layanan perpustakaan, penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi, serta inovasi lain yang dapat diterapkan selama dan setelah pandemi.
"Webinar ini diharapkan dapat saling memberi masukan dan inspirasi bagi layanan perpustakaan perguruan tinggi untuk mendongkrak peran dan fungsinya dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh,” kata Abdul Haris.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Prof Nizam mengatakan pustakawan berperan membantu mahasiswa dan akademis untuk menavigasi dalam lautan informasi. Kolaborasi antara perpustakaan sangat penting untuk dikembangkan, terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
"Dengan webinar ini akan menumbuhkan ide baru, inovasi baru, kolaborasi baru, memperkuat kolaborasi yang telah ada, dan memperkuat jaringan regional perpustakaan," katanya.
Kepala UPT Perpustakaan UI Utami Budi Rahayu Hariyadi mengatakan perubahan layanan pengguna dan kegiatan operasional perpustakaan harus dilakukan dalam merespon situasi pandemi yang masih terus terjadi.
Di satu sisi, perpustakaan harus meningkatkan pengembangan sumber daya elektronik serta layanan teknologi berbasis daring, namun di sisi lain terjadi pengurangan anggaran karena faktor ekonomi.
Dalam kondisi tersebut, Perpustakaan UI ingin menggali lebih jauh, tren dan isu apa saja yang dihadapi oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi di dunia pada umumnya, wilayah Asia Tenggara pada khususnya, serta apa yang dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut.
Materi pada webinar dikemas dalam bentuk paparan narasumber dan diskusi dengan menggunakan aplikasi menti.com. Webinar ini diharapkan memberikan masukan dan inspirasi bagi layanan perpustakaan perguruan tinggi untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi UI sediakan perpustakaan mini dan taman bermain di Depok
Baca juga: UI AKAN PUNYA PERPUSTAKAAN TERBESAR DI DUNIA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021