Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan.
Rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.410 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.428.
"Penguatan rupiah didorong statement dovish dari The Fed. BI juga ada membantu," kata Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) kembali menahan suku bunga acuan pada level 0-0,25 persen. Sementara Bank Indonesia juga menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell meredam spekulasi prospek ekonomi yang lebih kuat yang dapat mendorong bank sentral untuk menarik kembali stimulusnya.
"Powell juga mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, bahkan ketika melihat pemulihan yang cepat di ekonomi terbesar dunia itu," ujar Ibrahim.
The Fed sekarang melihat ekonomi tumbuh 6,5 persen tahun ini, yang akan menjadi lompatan tahunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1984. Inflasi diperkirakan akan melebihi target The Fed 2 persen menjadi 2,4 persen tahun ini, meskipun para pejabat berpikir itu akan kembali ke sekitar 2 persen pada tahun-tahun berikutnya.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.380 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.375 per dolar AS hingga Rp14.410 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan rupiah menguat Rp14.412 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.459 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat ditopang keputusan The Fed tahan suku bunga
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi menguat 48 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup terkoreksi jelang keputusan The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.410 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.428.
"Penguatan rupiah didorong statement dovish dari The Fed. BI juga ada membantu," kata Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Kamis.
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) kembali menahan suku bunga acuan pada level 0-0,25 persen. Sementara Bank Indonesia juga menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell meredam spekulasi prospek ekonomi yang lebih kuat yang dapat mendorong bank sentral untuk menarik kembali stimulusnya.
"Powell juga mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga hingga tahun 2023, bahkan ketika melihat pemulihan yang cepat di ekonomi terbesar dunia itu," ujar Ibrahim.
The Fed sekarang melihat ekonomi tumbuh 6,5 persen tahun ini, yang akan menjadi lompatan tahunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1984. Inflasi diperkirakan akan melebihi target The Fed 2 persen menjadi 2,4 persen tahun ini, meskipun para pejabat berpikir itu akan kembali ke sekitar 2 persen pada tahun-tahun berikutnya.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.380 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.375 per dolar AS hingga Rp14.410 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan rupiah menguat Rp14.412 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.459 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat ditopang keputusan The Fed tahan suku bunga
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi menguat 48 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup terkoreksi jelang keputusan The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021