Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil memastikan tidak ada vaksin COVID-19 buatan Sinovac, China, yang kedaluwarsa di Provinsi Jabar sehingga warga tidak perlu khawatir dengan isu Jawa Barat menggunakan vaksin kedaluwarsa.
"(Vaksin COVID-19) itu produksinya beda-beda tanggalnya. Nah, yang kemarin ramai di media itu di Jawa Barat yang tanggal 25 Maret kedaluwarsa, tanggal 18 itu sudah akan habis. Jadi jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat memakai vaksin kedaluwarsa," kata Kang Emil di Kota Bandung, Senin.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini menuturkan informasi tentang vaksin COVID-19 kedaluwarsa itu merujuk pada vaksin pengadaan sesi awal dan vaksin tersebut akan dihabiskan pada vaksinasi di 18 Maret 2021.
"Tolong sampaikan ke publik ya 'tong hariwang' atau jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat menggunakan vaksin kedaluwarsa karena di tanggal 18 (Maret) yang kadaluarsa pertama itu sudah selesai. Jadi tidak tidak dan tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu jadi itu Informasi yang disampaikan," kata dia
Kang Emil juga mengajak para pelaku event organizer (EO) untuk menjadi penyelenggara vaksinasi massal di Jawa Barat jika telah disepakati maka nantinya EO tersebut diminta untuk mempersiapkan segala kebutuhan dalam vaksinasi di luar vaksin dan tenaga kesehatan yang disiapkan oleh Pemprov Jabar.
"Untuk EO boleh bermitra dengan Jabar untuk vaksinasi masal. Jabar akan sukses vaksinasi. Khawatir target tak tercapai vaksin kedaluwarsa," kata dia.
Emil mengatakan pihaknya akan memanfaatkan gedung-gedung besar sebagai tempat penyuntikan vaksin COVID-19. Tujuannya untuk mempercepat dan memperluas cakupan sasaran vaksinasi.
"Salah satunya rumah dinas (Gedung Pakuan), saya relakan untuk jadi tempat vaksinasi masyarakat," kata Kang Emil.
"Jabar harus sukses vaksinasi dan kami sudah menghitung kalau hanya mengandalkan Puskesmas, tidak akan cukup. Maka, kami manfaatkan gedung-gedung besar," imbuhnya.
Vaksinasi massal di Gedung Pakuan sudah dimulai sejak Kamis (11/3). Lansia, tokoh masyarakat, tokoh agama, sampai pensiunan, menjadi target sasaran vaksinasi massal tersebut.
Pada hari ini, vaksinasi massal di Gedung Pakuan menargetkan lansia dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar.
"Hari ini kami maksimalkan para pengurus PWNU Jabar yang jumlahnya banyak. Kami selesaikan di hari ini," ucapnya.
"Untuk para ulama yang lain, kami akan atur jadwalnya sampai memenuhi target enam jjuta orang di bulan Juni," tambahnya.
Jumlah sasaran vaksinasi tahap II di Jabar sekitar 6,6 juta orang. Rinciannya, ada 4.403.984 lansia yang jadi target, sementara petugas publik mencapai 2.195.215 orang.
Selain itu, Kang Emil mendorong bupati/wali kota di Jabar untuk meminjamkan rumah dinasnya sebagai tempat pelayanan vaksinasi.
Dia juga meminta institusi yang memiliki gedung besar untuk meminjamkan tempatnya.
Baca juga: Pemprov Jabar dukung Unpad lakukan uji klinis Vaksin Rekombinan COVID-19 Anhui
Baca juga: Jawa Barat terima 127.070 vial vaksin untuk vaksinasi tahap dua
Baca juga: Pemprov Jabar perketat pengawasan distribusi vaksin COVID
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"(Vaksin COVID-19) itu produksinya beda-beda tanggalnya. Nah, yang kemarin ramai di media itu di Jawa Barat yang tanggal 25 Maret kedaluwarsa, tanggal 18 itu sudah akan habis. Jadi jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat memakai vaksin kedaluwarsa," kata Kang Emil di Kota Bandung, Senin.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini menuturkan informasi tentang vaksin COVID-19 kedaluwarsa itu merujuk pada vaksin pengadaan sesi awal dan vaksin tersebut akan dihabiskan pada vaksinasi di 18 Maret 2021.
"Tolong sampaikan ke publik ya 'tong hariwang' atau jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat menggunakan vaksin kedaluwarsa karena di tanggal 18 (Maret) yang kadaluarsa pertama itu sudah selesai. Jadi tidak tidak dan tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu jadi itu Informasi yang disampaikan," kata dia
Kang Emil juga mengajak para pelaku event organizer (EO) untuk menjadi penyelenggara vaksinasi massal di Jawa Barat jika telah disepakati maka nantinya EO tersebut diminta untuk mempersiapkan segala kebutuhan dalam vaksinasi di luar vaksin dan tenaga kesehatan yang disiapkan oleh Pemprov Jabar.
"Untuk EO boleh bermitra dengan Jabar untuk vaksinasi masal. Jabar akan sukses vaksinasi. Khawatir target tak tercapai vaksin kedaluwarsa," kata dia.
Emil mengatakan pihaknya akan memanfaatkan gedung-gedung besar sebagai tempat penyuntikan vaksin COVID-19. Tujuannya untuk mempercepat dan memperluas cakupan sasaran vaksinasi.
"Salah satunya rumah dinas (Gedung Pakuan), saya relakan untuk jadi tempat vaksinasi masyarakat," kata Kang Emil.
"Jabar harus sukses vaksinasi dan kami sudah menghitung kalau hanya mengandalkan Puskesmas, tidak akan cukup. Maka, kami manfaatkan gedung-gedung besar," imbuhnya.
Vaksinasi massal di Gedung Pakuan sudah dimulai sejak Kamis (11/3). Lansia, tokoh masyarakat, tokoh agama, sampai pensiunan, menjadi target sasaran vaksinasi massal tersebut.
Pada hari ini, vaksinasi massal di Gedung Pakuan menargetkan lansia dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar.
"Hari ini kami maksimalkan para pengurus PWNU Jabar yang jumlahnya banyak. Kami selesaikan di hari ini," ucapnya.
"Untuk para ulama yang lain, kami akan atur jadwalnya sampai memenuhi target enam jjuta orang di bulan Juni," tambahnya.
Jumlah sasaran vaksinasi tahap II di Jabar sekitar 6,6 juta orang. Rinciannya, ada 4.403.984 lansia yang jadi target, sementara petugas publik mencapai 2.195.215 orang.
Selain itu, Kang Emil mendorong bupati/wali kota di Jabar untuk meminjamkan rumah dinasnya sebagai tempat pelayanan vaksinasi.
Dia juga meminta institusi yang memiliki gedung besar untuk meminjamkan tempatnya.
Baca juga: Pemprov Jabar dukung Unpad lakukan uji klinis Vaksin Rekombinan COVID-19 Anhui
Baca juga: Jawa Barat terima 127.070 vial vaksin untuk vaksinasi tahap dua
Baca juga: Pemprov Jabar perketat pengawasan distribusi vaksin COVID
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021