Wali Kota Bogor Bima Arya mengingatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan mitigasi dan antisipasi bencana secara rutin guna mengurangi risiko bencana.
"Mitigasi dan antisipasi bencana itu dapat dilakukan melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana," katanya di Kota Bogor, Rabu.
Menurut Bima Arya, bencana ada dua macam, yakni bencana akibat perbuatan manusia seperti banjir dan longsor, serta bencana yang terjadi di luar kemampuan manusia atau "force majeure", seperti gemba bumi, gunung meletus, dan tsunami.
"Bencana akibat perbuatan manusia dapat dicegah dan diantisipasi, tapi bencana 'force majeure' sulit diperkirakan dan diantisipasi," katanya.
Bima mengingatkan BPBD Kota Bogor harus bisa melakukan mitigasi dan antisipasi bencana secara rutin untuk bencana akibat perbuatan manusia.
"BPBD jangan hanya seperti pemadam kebakaran. Jika terjadi bencana, datang, semprot, selesai. BPBD harus memiliki langkah sistematik," katanya.
Ia juga mengingatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), camat, dan lurah bisa memantau dan mengantisipasi musim hujan yang diprakirakan BMKG akan turun hujan dengan intensitas sedang dan tinggi sampai awal Maret 2021.
Ia mengatakan antisipasi tersebut, pertama, harus ada kesiapan sistem koordinasi, misalnya di Bendung Katulampa, pada saat ada peningkatan status tinggi muka air (TMA), sistem sudah bergerak.
Kedua, ada proses evakuasi yang sudah disimulasikan, terutama di beberapa lokasi yang menjadi langganan banjir, sehingga saat terjadi banjir sudah ada mekanismenya.
"Saya juga mengecek kesiapan natura. Saya minta semuanya di pool, juga ditambah logistiknya di Dinas Sosial. Kemudian, ada tim yang bertugas menyosialisasikan kepada warga, agar pada puncak musim hujan ini menghindar sementara berada di lokasi rawan bencana," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Priyatna Syamsah, mengatakan sepanjang 2020 tercatat 740 kejadian bencana dengan enam korban jiwa, sedangkan pada Januari hingga Februari 2021, sudah ada 132 kejadian bencana dengan nol korban jiwa.
"Bencana yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor, bangunan ambruk, dan pohon tumbang,” ujar dia.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bogor ingatkan warga waspadai kemungkinan bencana alam
Baca juga: BPBD Kota Bogor tangani sembilan bencana dalam dua hari
Baca juga: Wali Kota Bogor: Ada tiga kategori pohon, waspadai yang rawan tumbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Mitigasi dan antisipasi bencana itu dapat dilakukan melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana," katanya di Kota Bogor, Rabu.
Menurut Bima Arya, bencana ada dua macam, yakni bencana akibat perbuatan manusia seperti banjir dan longsor, serta bencana yang terjadi di luar kemampuan manusia atau "force majeure", seperti gemba bumi, gunung meletus, dan tsunami.
"Bencana akibat perbuatan manusia dapat dicegah dan diantisipasi, tapi bencana 'force majeure' sulit diperkirakan dan diantisipasi," katanya.
Bima mengingatkan BPBD Kota Bogor harus bisa melakukan mitigasi dan antisipasi bencana secara rutin untuk bencana akibat perbuatan manusia.
"BPBD jangan hanya seperti pemadam kebakaran. Jika terjadi bencana, datang, semprot, selesai. BPBD harus memiliki langkah sistematik," katanya.
Ia juga mengingatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), camat, dan lurah bisa memantau dan mengantisipasi musim hujan yang diprakirakan BMKG akan turun hujan dengan intensitas sedang dan tinggi sampai awal Maret 2021.
Ia mengatakan antisipasi tersebut, pertama, harus ada kesiapan sistem koordinasi, misalnya di Bendung Katulampa, pada saat ada peningkatan status tinggi muka air (TMA), sistem sudah bergerak.
Kedua, ada proses evakuasi yang sudah disimulasikan, terutama di beberapa lokasi yang menjadi langganan banjir, sehingga saat terjadi banjir sudah ada mekanismenya.
"Saya juga mengecek kesiapan natura. Saya minta semuanya di pool, juga ditambah logistiknya di Dinas Sosial. Kemudian, ada tim yang bertugas menyosialisasikan kepada warga, agar pada puncak musim hujan ini menghindar sementara berada di lokasi rawan bencana," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Priyatna Syamsah, mengatakan sepanjang 2020 tercatat 740 kejadian bencana dengan enam korban jiwa, sedangkan pada Januari hingga Februari 2021, sudah ada 132 kejadian bencana dengan nol korban jiwa.
"Bencana yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor, bangunan ambruk, dan pohon tumbang,” ujar dia.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bogor ingatkan warga waspadai kemungkinan bencana alam
Baca juga: BPBD Kota Bogor tangani sembilan bencana dalam dua hari
Baca juga: Wali Kota Bogor: Ada tiga kategori pohon, waspadai yang rawan tumbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021