Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah jelang pertemuan bulanan Bank Indonesia.
Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp13.930 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.910 per dolar AS.
"Dari eksternal, sentimen datang dari rilis data yang menunjukkan pelambatan pemulihan ekonomi. Alasan pemerintah AS untuk segera menggelontorkan stimulus fiskal senilai 1,9 triliun dolar AS semakin menguat," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.
Jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS pada pekan yang berakhir 6 Februari 2021 lalu tercatat sebanyak 793.000 klaim, masih lebih tinggi dari prediksi 747.000 klaim.
Selain itu, sentimen konsumen juga menunjukkan penurunan menjadi 76,2 di bulan ini, dari bulan sebelumnya 79, dan menjadi yang terendah sejak Agustus 2020 lalu.
Sementara itu, untuk memulihkan perekonomian AS yang mati suri akibat COVID-19, Presiden AS Joe Biden juga memborong sejumlah besar pasokan vaksin.
Sebelumnya juga pada Kamis (11/2) pekan lalu, Biden telah meneken kesepakatan pembelian 200 juta dosis vaksin COVID-19 dari Moderna dan Pfizer, sehingga total dosis vaksin yang dimiliki Negara Adidaya itu mencapai 600 juta dosis vaksin.
Dari Eropa, peluncuran vaksin COVID-19 yang agresif di Inggris akan memungkinkan negara tersebut untuk melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat daripada negara lainnya di Eropa.
Dari domestik, membaiknya data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 belum bisa mengangkat sentimen positif terhadap mata uang rupiah, namun membaiknya data neraca dagang tersebut membuktikan bahwa pemerintah bekerja keras untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sebelumnya terjadi stagnasi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Selain itu, pelaku pasar juga tengah menanti kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk periode Februari 2021. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) akan dilaksanakan pada 17-18 Februari mendatang dan hasil dari rapat tersebut akan disampaikan pada 18 Februari mendatang.
Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,75 persen dengan melihat bank sentral global sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan dalam setiap pertemuannya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp13.895 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.873 per dolar AS hingga Rp13.936 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat Rp13.875 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp13.946 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah masih lanjut positif didukung sentimen eksternal dan domestik
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi menguat 25 poin jadi Rp13.885 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah ditutup positif ditopang data neraca perdagangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp13.930 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.910 per dolar AS.
"Dari eksternal, sentimen datang dari rilis data yang menunjukkan pelambatan pemulihan ekonomi. Alasan pemerintah AS untuk segera menggelontorkan stimulus fiskal senilai 1,9 triliun dolar AS semakin menguat," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.
Jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS pada pekan yang berakhir 6 Februari 2021 lalu tercatat sebanyak 793.000 klaim, masih lebih tinggi dari prediksi 747.000 klaim.
Selain itu, sentimen konsumen juga menunjukkan penurunan menjadi 76,2 di bulan ini, dari bulan sebelumnya 79, dan menjadi yang terendah sejak Agustus 2020 lalu.
Sementara itu, untuk memulihkan perekonomian AS yang mati suri akibat COVID-19, Presiden AS Joe Biden juga memborong sejumlah besar pasokan vaksin.
Sebelumnya juga pada Kamis (11/2) pekan lalu, Biden telah meneken kesepakatan pembelian 200 juta dosis vaksin COVID-19 dari Moderna dan Pfizer, sehingga total dosis vaksin yang dimiliki Negara Adidaya itu mencapai 600 juta dosis vaksin.
Dari Eropa, peluncuran vaksin COVID-19 yang agresif di Inggris akan memungkinkan negara tersebut untuk melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat daripada negara lainnya di Eropa.
Dari domestik, membaiknya data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 belum bisa mengangkat sentimen positif terhadap mata uang rupiah, namun membaiknya data neraca dagang tersebut membuktikan bahwa pemerintah bekerja keras untuk menghidupkan kembali perekonomian yang sebelumnya terjadi stagnasi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Selain itu, pelaku pasar juga tengah menanti kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) untuk periode Februari 2021. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) akan dilaksanakan pada 17-18 Februari mendatang dan hasil dari rapat tersebut akan disampaikan pada 18 Februari mendatang.
Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,75 persen dengan melihat bank sentral global sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan dalam setiap pertemuannya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp13.895 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.873 per dolar AS hingga Rp13.936 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat Rp13.875 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp13.946 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah masih lanjut positif didukung sentimen eksternal dan domestik
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi menguat 25 poin jadi Rp13.885 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah ditutup positif ditopang data neraca perdagangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021