Dua kendaraan yang mengangkut bahan baku 10 juta dosis vaksin COVID-19 tiba di kompleks PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa pukul 15.45 WIB.
Aparat TNI dan Polri mengawal pengiriman bahan baku vaksin buatan perusahaan farmasi China, Sinovac, tersebut hingga penurunan bahan baku dari kendaraan untuk dipindahkan ke fasilitas produksi vaksin milik PT Bio Farma.
Sekretaris PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahan baku tersebut akan diolah menjadi produk vaksin.
"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi, terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control yang ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan juga laboratorium BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat," kata Bambang.
Ia mengatakan bahwa dengan adanya komitmen dari pemerintah untuk mendatangkan bahan baku vaksin lebih cepat maka proses penyediaan vaksin untuk keperluan vaksinasi COVID-19 bisa lebih cepat pula.
"Kita bisa juga percepat sampai dengan Juli, jadi Juli 140 juta dosis sudah datang bisa kita proses," kata dia.
Dia mengatakan bahwa PT Bio Farma menggunakan fasilitas dengan kapasitas produksi 100 juta dosis vaksin dalam satu tahun untuk mengolah bahan baku vaksin COVID-19.
Kapasitas fasilitas produksi, menurut dia, bisa ditingkatkan menjadi 150 juta dosis vaksin per tahun pada Maret kalau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan persetujuan penggunaan fasilitas produksi lagi.
"Sebetulnya kita punya total kapasitas 250 juta, tapi baru satu fasilitas produksi yang disetujui BPOM, karena untuk produksi harus dilihat juga kualitasnya," kata dia.
Baca juga: Indonesia terima 10 juta bahan baku vaksin Sinovac
Baca juga: Bio Farma targetkan 13 juta vaksin selesai produksi pada Februari 2021
Baca juga: 10 juta dosis vaksin baru tiba di Indonesia untuk vaksinasi petugas publik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Aparat TNI dan Polri mengawal pengiriman bahan baku vaksin buatan perusahaan farmasi China, Sinovac, tersebut hingga penurunan bahan baku dari kendaraan untuk dipindahkan ke fasilitas produksi vaksin milik PT Bio Farma.
Sekretaris PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahan baku tersebut akan diolah menjadi produk vaksin.
"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi, terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control yang ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan juga laboratorium BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat," kata Bambang.
Ia mengatakan bahwa dengan adanya komitmen dari pemerintah untuk mendatangkan bahan baku vaksin lebih cepat maka proses penyediaan vaksin untuk keperluan vaksinasi COVID-19 bisa lebih cepat pula.
"Kita bisa juga percepat sampai dengan Juli, jadi Juli 140 juta dosis sudah datang bisa kita proses," kata dia.
Dia mengatakan bahwa PT Bio Farma menggunakan fasilitas dengan kapasitas produksi 100 juta dosis vaksin dalam satu tahun untuk mengolah bahan baku vaksin COVID-19.
Kapasitas fasilitas produksi, menurut dia, bisa ditingkatkan menjadi 150 juta dosis vaksin per tahun pada Maret kalau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan persetujuan penggunaan fasilitas produksi lagi.
"Sebetulnya kita punya total kapasitas 250 juta, tapi baru satu fasilitas produksi yang disetujui BPOM, karena untuk produksi harus dilihat juga kualitasnya," kata dia.
Baca juga: Indonesia terima 10 juta bahan baku vaksin Sinovac
Baca juga: Bio Farma targetkan 13 juta vaksin selesai produksi pada Februari 2021
Baca juga: 10 juta dosis vaksin baru tiba di Indonesia untuk vaksinasi petugas publik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021