Kepala staf Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Ron Klain, mengatakan pada Minggu (24/1) bahwa pemerintahan mantan presiden Trump tak memiliki rencana mendistribusikan vaksin virus corona.

"Tidak ada rencana untuk proses distribusi vaksin, terutama di luar panti jompo dan rumah sakit untuk komunitas luas, saat kami masuk ke Gedung Putih," kata Klain dalam acara "Jumpa Pers" NBC.

Biden, presiden dari partai Demokrat yang mengambil alih kekuasaan dari Republikan Donald Trump pada Rabu (20/1), menjanjikan pertarungan sengit melawan pandemi yang telah menewaskan 400.000 orang di Amerika Serikat di bawah pengawasan Trump.

Dia menandatangani sejumlah perintah eksekutif pekan lalu, termasuk beberapa terkait distribusi vaksin.

Biden berencana untuk bekerjasama dengan pemerintah lokal dan negara bagian untuk membentuk lokasi-lokasi penyuntikan vaksin di pusat-pusat konferensi, stadion, dan gimnasium. Pemerintahan baru itu juga akan menyiagakan ribuan staf klinis dari badan-badan federal, personel medis militer, serta cabang-cabang farmasi untuk meningkatkan inokulasi, dan memberikan hak vaksin bagi para guru dan penjaga toko bahan pangan.

Program vaksinasi tertinggal jauh di belakang target administrasi Trump, yakni 20 juta orang Amerika yang disuntik pada akhir 2020.

"Kami telah melihat faktor ini di seluruh negeri di mana jutaan dosis telah didistribusikan, tetapi hanya sekitar setengahnya yang telah diberikan," kata Klain.

"Jadi proses mendapatkan vaksin itu - itulah bagian yang sulit. Di situlah kita tertinggal sebagai sebuah negara. Di situlah kami fokus dalam pemerintahan Biden - untuk meningkatkannya."

Baca juga: Lloyd Austin torehkan sejarah sebagai Menhan dari kulit hitam pertama AS

Baca juga: Lebih dari 150 tentara Garda Nasional di Washington DC positif corona



Sumber: Reuters

Pewarta: Aria Cindyara

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021