Harga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul aksi ambil untung dari lonjakan sesi sebelumnya, namun komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang memperkuat harapan lingkungan suku bunga yang lebih rendah dan prospek lebih banyak stimulus AS, menahan kerugian lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange turun 3,5 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.851,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (13/1/2021), emas berjangka terangkat 10,7 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.854,90 dolar AS per ounce.
Emas berjangka merosot 6,6 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.844,20 dolar AS pada Selasa (12/1/2021), setelah melonjak 15,4 dolar AS atau 0,84 persen menjadi 1.850,80 dolar AS pada Senin (11/1/202), dan terjun 78,2 dolar AS atau 4,09 persen menjadi 1.835,40 dolar AS pada Jumat (8/1/2021).
Powell mengatakan kenaikan suku bunga akan datang "dalam waktu dekat" dan menolak pernyataan bahwa bank sentral mungkin mulai mengurangi pembelian obligasi dalam waktu dekat.
"Powell cukup banyak mengonfirmasi sikap dovish bank. ... Anda akan melihat bahwa Fed akan tetap sangat akomodatif dan itulah mengapa harga emas naik," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Sementara itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi pertama kali untuk tunjangan pengangguran melonjak minggu lalu.
"Lonjakan signifikan ini mengingatkan semua orang bahwa situasi pasar tenaga kerja masih mengerikan, dan itu akan membutuhkan lebih banyak stimulus," kata Moya, menambahkan bahwa kekhawatiran atas pandemi virus corona tetap mendukung emas.
Presiden terpilih AS Joe Biden dijadwalkan untuk mengungkapkan proposal paket stimulus pada Kamis waktu setempat yang dapat melebihi 1,5 triliun dolar AS.
Sementara itu emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat diakibatkan dari stimulus yang meluas, lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini telah menantang status tersebut karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Imbal hasil obligasi melonjak sejak minggu lalu di tengah ekspektasi untuk stimulus baru dan bertahan mendekati tertinggi 10 bulan, dan terus memberikan tekanan terhadap emas.
Emas juga berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/1/2021) bahwa indeks harga untuk impor AS naik 0,9 persen pada Desember, setelah naik 0,2 persen dari Agustus ke November, kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23 sen atau 0,9 persen menjadi ditutup pada 25,802 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 15,7 dolar AS atau 1,41 persen menjadi menetap di1.126,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas naik 10,7 dolar dipicu kekhawatiran inflasi dari banyak stimulus
Baca juga: Emas jatuh 6,6 dolar karena investor masih memburu obligasi AS
Baca juga: Harga emas berbalik naik 15,4 dolar setelah anjlok akhir pekan lalu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021