Sebanyak 36 kantong berisi bagian tubuh jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ182 hasil operasi pencarian dan pertolongan hari keenam diserahkan oleh Kapten Kapal KN Karna milik Basarnas ke Posko SAR Terpadu JICT 2, Jakarta, Kamis.
Selain 36 kantong berisi jenazah, KN Karna juga membawa satu kantong berisi serpihan pesawat. Temuan tersebut selanjutnya diserahkan ke DVI dan KNKT.
"Sore hari ini hari keenam kita menerima obyek pencarian yang akan diserahkan komandan KN Karna. Ini pengantaran yang pertama, mungkin ada lagi menyusul," kata Direktur Operator (Dirops) Basarnas Rasman M.S.
Rasman menyebutkan temuan merupakan hasil pencarian penyelam Basarnas di lokasi jatuh pesawat di perairan Kepulauan Seribu.
Rasman mengapresiasi kerja tim di lapangan yang tak lelah melakukan pencarian dan pertolongan hingga hari keenam.
"Tentu Basarnas memberikan apresiasi kepada tim yang ada di lapangan atas jerih payah dapat menemukan apa yang menjadi harapan kita bersama, selanjutnya saya akan serahkan ke DVI dan KNKT untuk pendalaman lebih lanjut," kata Rasman.
Sehingga total semua kantong jenazah yang ditemukan hingga Kamis sore sebanyak 177. Jumlah ini merupakan penambahan dari pencarian hari sebelumnya.
Sedangkan untuk serpihan pesawat yang terkumpul hingga hari keenam pencarian Kamis sore bertambah jadi 32, dari jumlah sebelumnya 31 kantong.
Belum ada tambahan potongan pesawat berukuran besar.
Temuan 37 kantong hari ini diserahkan oleh Kapten Kapal KN Karna kepada Dirops Basarnas dan selanjutnya diserahkan ke DVI dan KNTK untuk diperiksa lebih lanjut.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Pencarian hari keenam utamakan korban dan CVR Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Sidik jari ungkap identitas dua jenazah korban pesawat jatuh
Baca juga: Empat jenazah korban pesawat Sriwijaya SJ 182 teridentifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Selain 36 kantong berisi jenazah, KN Karna juga membawa satu kantong berisi serpihan pesawat. Temuan tersebut selanjutnya diserahkan ke DVI dan KNKT.
"Sore hari ini hari keenam kita menerima obyek pencarian yang akan diserahkan komandan KN Karna. Ini pengantaran yang pertama, mungkin ada lagi menyusul," kata Direktur Operator (Dirops) Basarnas Rasman M.S.
Rasman menyebutkan temuan merupakan hasil pencarian penyelam Basarnas di lokasi jatuh pesawat di perairan Kepulauan Seribu.
Rasman mengapresiasi kerja tim di lapangan yang tak lelah melakukan pencarian dan pertolongan hingga hari keenam.
"Tentu Basarnas memberikan apresiasi kepada tim yang ada di lapangan atas jerih payah dapat menemukan apa yang menjadi harapan kita bersama, selanjutnya saya akan serahkan ke DVI dan KNKT untuk pendalaman lebih lanjut," kata Rasman.
Sehingga total semua kantong jenazah yang ditemukan hingga Kamis sore sebanyak 177. Jumlah ini merupakan penambahan dari pencarian hari sebelumnya.
Sedangkan untuk serpihan pesawat yang terkumpul hingga hari keenam pencarian Kamis sore bertambah jadi 32, dari jumlah sebelumnya 31 kantong.
Belum ada tambahan potongan pesawat berukuran besar.
Temuan 37 kantong hari ini diserahkan oleh Kapten Kapal KN Karna kepada Dirops Basarnas dan selanjutnya diserahkan ke DVI dan KNTK untuk diperiksa lebih lanjut.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Pencarian hari keenam utamakan korban dan CVR Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Sidik jari ungkap identitas dua jenazah korban pesawat jatuh
Baca juga: Empat jenazah korban pesawat Sriwijaya SJ 182 teridentifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021