Harga emas berjangka sedikit menguat pada penutupan hari terakhir perdagangan 2020, Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, seiring dengan berlanjutnya pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik tipis 1,7 dolar AS atau 0,09 persen menjadi ditutup pada 1.895,10 dolar AS per ounce. Emas naik sekitar 0,7 persen dalam seminggu, melonjak 6,5 persen pada Desember dan melambung hampir 25 persen pada 2020.

Sehari sebelumnya, Rabu (30/12/2020), emas berjangka juga terangkat 10,50 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.893,40 dolar AS, setelah naik 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.882,90 dolar AS pada Selasa (29/12/2020), dan turun 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.880,40 dolar AS pada Senin (28/12/2020).

Emas berada di tahun terbaiknya dalam satu dekade karena ketidakpastian ekonomi serta bank-bank sentral global dan pemerintah-pemerintah memberikan stimulus ekonomi besar-besaran untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, meletakkan dasar untuk inflasi yang lebih tinggi dan penurunan nilai mata uang.

Federal Reserve AS atau bank sentral AS akan tetap sangat akomodatif hingga 2022 dan Partai Demokrat yang semakin progresif ingin meminjam dan membelanjakan uang secara agresif, kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan logam mulia di BMO.

"Berdasarkan itu, dolar AS telah merosot dengan buruk dan tidak dapat mengelola reli apa pun, yang merupakan bullish bagi emas," katanya. “Namun, jika vaksin benar-benar efektif dan kami menghadapi pandemi pada musim panas, itu mungkin membatasi kenaikan emas.”

Logam yang tidak memberikan imbal hasil dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang kemungkinan besar dihasilkan dari rekor stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang sangat dovish.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 16,1 sen atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 26,412 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 0,7 dolar AS atau 0,06 persen menjadi menetap pada 1.079,2 dolar AS per ounce

"Kami memperkirakan kinerja perak yang lebih baik pada 2021 berdasarkan penarik tambahan dari transformasi hijau yang mendorong peningkatan permintaan industri, bersama dengan pemulihan ekonomi yang diharapkan lebih menguntungkan perak daripada emas," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Baca juga: Emas naik 10,5 dolar setelah "greenback" jatuh ke terendah
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021